Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Prospek Saham BUMI?

Kompas.com - 09/02/2017, 10:15 WIB
Aprillia Ika

Editor

Sumber KONTAN

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham emiten batu bara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sepertinya semakin berkilau prospeknya.

Pasalnya, pada 9 November 2016 lalu para kreditur sepakat meneken Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

"Kami melihat ini dapat menjadi kunci utama kinerja BUMI ke depannya," tulis Sharlita Malik, analis Samuel Sekuritas dalam risetnya, Rabu (8/2/2017).

Sejalan dengan tren harga batubara ASP (average selling price) yang jauh lebih tinggi di 2017, akan menghasilkan arus kas yang kuat dan kemampuan untuk membayar utang tranche yang dimulai pada semester kedua tahun ini.

Restrukturisasi utang yang tengah dilakukan itu juga akan mengurangi utang BUMI sebesar 1,6 miliar dollar AS.

Sehingga, laba sebelum bunga, pajak, amortisasi dan depresiasi (EBITDA) BUMI tahun ini akan melonjak jadi 847 juta dollar AS dari sebelumnya 247 juta dollar AS untuk prediksi EBITDA BUMI 2016.

Demikian pula dengan laba bersihnya. Sharlita memprediksi, laba bersih BUMI tahun ini akan menyentuh 275 juta dollar AS. Jauh lebih tinggi ketimbang periode 2016 yang diprediksi 77 juta dollar AS.

Pada Selasa (7/2/2017), sekitar 99,96 persen pemegang saham juga menyetujui melakukan rights issue V sebesar 37,8 miliar lembar saham dengan pelaksanaan di harga Rp 926 per saham. Pelaksanaan aksi korporasi ini paling lambat 30 Juli 2017.

Namun, perlu dicatat, aksi korporasi ini memberikan efek dilusi sebesar 50,8 persen terhadap pemegang saham lama yang tak mengambil haknya dalam hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) tersebut.

Sharlita mempertahankan rekomendasi buy BUMI dengan target harga Rp 608 per saham dengan 31 persen potential upside. Target harga tersebut merefleksikan P/E 10.8x.

Ia juga mengingatkan, ada dua risiko yang juga perlu menjadi pertimbangan. 

(Baca: Saham BUMI Masuk LQ45, Ini Kata Analis...)

"Penurunan harga batubara dan peningkatan tata kelola perusahaan yang tidak sesuai ekspektasi pasar," pungkasnya. (Dityasa H Forddanta)


Kompas TV Saham Grup Bakrie Disuspend

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com