JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta agar maskapai-maskapai terbang di rute-rute yang belum padat penumpang.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo menerangkan, saat ini maskapai-maskapai hanya berminat mengajukan rute yang padat dengan penumpang atau rute "gemuk".
Oleh karena itu, pihaknya bakal memberikan satu rute yang belum "gemuk", jika maskapai mengajukan pembukaan dua rute yang "gemuk".
"Jadi, saya minta jangan hanya memilih rute 'gemuk' saja. Ke depan, saya akan dampingkan rute yang tidak 'gemuk'. Kalau mengambil dua rute 'gemuk', harus ada satu rute yang belum 'gemuk'," ujar Suprasetyo saat ditemui dalam coffee morning di Kantor PT Angkasa Pura I (Persero) Jakarta, Kamis (9/2/2017).
Suprasetyo menuturkan, maskapai-maskapai bisa mengambil rute yang "gemuk" seperti penerbangan ke Bandara Pongtiku Toraja. Selama ini, hanya maskapai penerbangan perintis yang melayani penerbangan dengan tujuan tersebut.
Padahal, di sana terdapat potensi pariwisata yang mendatangkan turis. Dengan demikian, potensi pariwisata bisa dimanfaatkan oleh maskapai penerbangan nasional.
"Ya paling tidak, maskapai punya pesawat ATR 72. Jadi, bandara yang kira-kira masih belum "gemuk", tetapi bisa masuk pesawat ATR 72, harus menerbangi itu," katanya.
Suprasetyo menambahkan, pihaknya akan memberikan subisidi silang kepada maskapai agar dapat mengoperasikan penerbangan yang belum "gemuk".
Namun, sayangnya, dirinya tidak menjelaskan lebih lanjut terkait subsidi silang tersebut. "Ini (subsidi silang) sedang berjalan," tandasnya.