Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Twitter Rugi Rp 1,82 Triliun pada Kuartal IV 2016

Kompas.com - 13/02/2017, 08:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC

SAN FRANCISCO, KOMPAS.com — Perusahaan penyedia layanan media sosial mikroblog, Twitter, mengumumkan kerugian mencapai 167 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,82 triliun pada kuartal IV 2016.

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, kerugian Twitter mencapai 90 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 1,1 triliun.

Saham Twitter pun sempat melemah 12 persen setelah kinerja keuangan perusahaan diumumkan pada pertengahan pekan lalu.

Adapun jumlah pengguna aktif Twitter tercatat sebanyak 319 juta, naik 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, pendapatan iklan Twitter dilaporkan turun menjadi 638 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 8,4 triliun.

Mengutip BBC, Senin (13/2/2017), meski Presiden AS Donald Trump menjadi pengguna setia Twitter, tetapi pendapatan atau pengguna Twitter tak bertambah banyak. Pendapatan Twitter secara keseluruhan pada kuartal IV 2016 mencapai 717 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,5 triliun.

Angka tersebut naik tipis 1 persen dibandingkan 710 juta dollar AS pada periode yang sama tahun lalu atau setara sekitar Rp 9,4 triliun. Baik pendapatan maupun jumlah pengguna aktif Twitter berada di bawah ekspektasi analis.

Ini pun merupakan pertumbuhan pendapatan kuartal terburuk sejak Twitter melantai di bursa pada tahun 2013 silam.

Beberapa analis mengekspektasikan penggunaan Twitter oleh Trump bisa mengerek kinerja keuangan Twitter. Namun, dalam telekonferensi, Direktur Operasional Twitter Anthony Noto menampik bahwa efek Trump menjadi faktor kunci pertumbuhan jumlah pengguna.

"Meski Presiden Trump telah menunjukkan kekuatan Twitter dan memperluas pengetahuan publik atas layanan (Twitter), tetapi sulit menyatakan bahwa sebuah peristiwa atau seseorang bisa menciptakan perbedaan seperti itu," kata Noto.

Meskipun kerugian kian meningkat, CEO Twitter Jack Dorsey menyatakan tahun 2016 merupakan tahun transformasi bagi Twitter.

"Kami fokus kepada kenapa orang-orang menggunakan Twitter. Ini adalah cara paling tepat untuk melihat apa yang terjadi dan apa yang dibicarakan orang-orang. Kami menghadapi tantangan terberat terkait layanan konsumen dengan cara membalikkan penurunan tren audiens dan kembali mengakselerasi penggunaan," tutur Dorsey.

Ia pun menyatakan, penggunaan aktif harian telah meningkat dalam tiga kuartal berturut-turut. Tren peningkatan ini terus berlanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com