Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Minta AS Tanamkan Investasi di Kawasan Industri

Kompas.com - 14/02/2017, 07:47 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartato meminta kepada investor Amerika Serikat (AS) dapat terus berkontribusi menanamkan modalnya di Indonesia, terutama untuk memenuhi beberapa kawasan industri yang telah tersedia.

Misalnya, kawasan industri di Dumai dan Tanjung Buton, Riau. Selanjutnya, kawasan industri di Berau-Kalimantan Timur, Gresik-Jawa Timur, Kendal-Jawa Tengah, serta Morowali-Sulawesi Tengah.

Hal itu disampaikan Airlangga usai bertemu dengan Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph Donovan di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Airlangga berharap, tahun ini ada tambahan investasi atau ekspansi yang terealisasi dari pelaku industri AS. Contohnya, Apple yang akan membangun pusat inovasi di Indonesia.

“Pada semester pertama ini, innovation center mereka segera beroperasi. Mereka juga janji akan bangun lebih di tiga kota. Ini akan mendorong investasi berikutnya,” paparnya di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (13/2/2017).

Beberapa industri potensial AS yang perlu dijajaki kerja sama dengan pelaku usaha dalam negeri, seperti sektor migas, mineral, pembangkit listrik, transportasi, dan telekomunikasi.

“Untuk industri sepatu merek Nike, Indonesia telah menjadi salah satu produsen terbesar,” tuturnya.

Merujuk data BKPM, pada kuartal kedua tahun 2016, AS telah berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia sebanyak 73 proyek industri senilai 24,4 juta dollar AS di sektor-sektor industri makanan dan minuman, logam, permesinan dan elektronika, kimia, industri farmasi dan lain-lain.

Menurut Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto, untuk mengembangkan hubungan perdagangan dan investasi RI-AS, terdapat forum Trade Investment Council (TIC) tingkat menteri guna membahas dan menyelesaikan berbagai isu perdagangan dan investasi kedua negara.

“TIC terdiri dari empat Working Group, yaitu WG on Industrial and Agricultural Products, WG on Illegal Logging and Associated Trade, WG on Intellectual Property Rights, dan WG on Investment,” ungkapnya.

Dalam perkembangannya, lanjut Harjanto, RI dan AS telah sepakat untuk membentuk Commercial Dialogue (CD) sebagai pelengkap makanisme kerja sama yang telah ada.

“Commercial Dialogue merupakan kerja sama yang saling menguntungkan dan mengedepankan peran sektor swasta dalam memanfaatkan peluang investasi dan perdagangan antara kedua negara,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com