Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tembaga Tembus Level Tertinggi dalam 20 Bulan

Kompas.com - 14/02/2017, 08:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Harga tembaga dunia di bursa London mencapai level tertingginya dalam 20 bulan. Hal ini sejalan dengan penutupan dua tambang tembaga terbesar di dunia menimbulkan kecemasan akan kurangnya pasokan.

Mengutip CNBC, Selasa (14/2/2017), pada sesi awal perdagangan pada Senin (13/2/2017) waktu setempat, kontrak tiga bulan di London Metal Exchange naik 0,10 persen menjadi 6.097 dollar AS per metrik ton.

Ini adalah level tertinggi sejak Mei 2015 dan tren penguatan terlihat sejak pekan lalu ketika produksi ditahan pada dua tambang tembaga terbesar.

Perusahaan tambang tembaga BHP Billiton di Chile yang merupakan tambang tembaga terbesar di dunia melakukan walk out pekan lalu akibat permasalahan upah. Akibatnya, pada akhir pekan lalu BHP Billiton di Chil mengumumkan tidak bisa memenuhi kewajiban pengiriman tembaga sesuai kontrak.

Sementara itu, larangan ekspor telah membuat Freeport-McMoran menghentikan pekerjaan di Indonesia setelah gagal mencapai kesepakatan terkait izin penambangan dengan pemerintah Indonesia.

Pada akhir pekan lalu, harga tembaga dunia melonjak 4,4 persen setelah ketegangan memanas. Akhirnya, harga tembaga dunia mncapai level tertinggi dalam 17 bulan.

Menurut laporan Reuters, dalam akhir pekan lalu saja, lebih dari 300 oknum merangsek masuk ke area tambang BHP Billiton dan memaksa pekerja berhenti berkegiatan. Akhirnya, harga tembaga menguat menjadi 6,204 dollar AS per ton dan volumenya mencapai 8.000 lot pada perdagangan Senin di Asia.

Kit Juckes, strategist makro di Societe Generale, tmbaga adalah komoditas yang saat ini patut diperhatikan.

"Pasalnya, ini akan membuat harga komoditas memiliki tendensi untuk berkorelasi," tutur dia.

Namun demikian, menurut analis senior Vivienne Lloyd dari Macquarie, dampak apa yang terjadi di kedua tambang tersebut cenderung terbatas.

"Reli (harga) tembaga memiliki dampak bullish terhadap harga bahan metal dasar lainnya. Namun, cenderung lebih kecil (dampaknya) terhadap komoditas lainnya seperti energi," tutur Lloyd.

Dia menilai, dampak apa yang terjadi dengan Freeport-McMoran di Indonesia bisa jadi lebih besar. Menurut Lloyd, ketidakpastian sebenarnya terjadi di Grasberg, Papua, tambang terbesar Freeport di Indonesia.

"Ketidakpastian tetap berada di sekitar Grasberg (Indonesia). Kami pikir PT Freeport Indonesia cenderung akan menurunkan operasionalnya pekan ini karena larangan ekspor, yang juga akan menimbulkan tren jangka pendek lainnya," jelas Lloyd.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com