Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Belajar dari Swedia untuk Pemanfaatan Energi di Kepulauan

Kompas.com - 16/02/2017, 18:20 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sebagai negara kepulauan dengan sumber daya energi dan mineral yang melimpah membutuhkan pengaplikasian penggunaan sumber energi terbarukan yang berbeda-beda di masing-masing daerah.

Guna mengoptimalkan penggunaan dan pemanfaatan energi terbarukan, pemerintah Indonesia dan pemerintah Swedia duduk bersama dalam forum yang bertema solusi energi untuk negara kepulauan.

Indonesia menggandeng Swedia karena negara tersebut cukup mapan dalam pengembangan energi terbarukannya seperti energi nuklir, hidro dan angin.

"Pemerintah Indonesia berkomitmen 100 persen bahwa EBT (Energi Baru dan Terbarukan) bukan pilihan tetapi keharusan. Pada tahun 2025, 23 persen penggunaan energi terbarukan di energy mix, kita sudah membuat rencana bertahap untuk mencapainya, kerja sama ini upaya untuk mewujudkannya," ujar Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar di Jakarta, Kamis (16/2/2017).

Menteri Koordinasi Kebijakan dan Energi Swedia, Ibrahim Baylan menambahkan, pemerintah Indonesia dapat mempelajari upaya-upaya untuk mengurangi penggunaan energi fossil dan menggantinya ke energi yang ramah lingkungan.

Pengembangan energi terutama energi terbarukan membutuhkan investasi dari luar negeri, sehingga dibutuhkan kerja sama yang saling menguntungkan.

"Terdapat sejumlah poin yang penting dalam kerja sama ini yaitu, kerja sama Indonesia dengan Swedia menjadi solusi energi untuk negara kepulauan, transformasi energi harus dilaksanakan dengan pengembangan teknologi disertai komitmen pada kreativitas, dan dengan kerja sama ini kita bisa membuat dunia yang lebih baik untuk kehidupan di masa depan," papar Baylan.

Indonesia dan Swedia sebelumnya sudah membentuk Indonesian Swedish Initiatives for Sustainable Energy Solutions (INSIST) sebagai skema kerja sama, yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama inovasi teknologi untuk energi terbarukan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, universitas dan lembaga riset.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com