Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Petrokimia Didorong Dapatkan Harga Gas Murah

Kompas.com - 19/02/2017, 17:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mempercepat realisasi investasi industri petrokimia, Kemenperin mengusulkan agar sektor ini perlu mendapatkan penurunan harga gas.

Dipastikan, dengan harga gas yang kompetitif, daya saing industri petrokimia nasional makin meningkat.

“Tiga industri yang bisa menikmati harga gas murah per 1 Janurai 2017 sesuai Perpres Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penurunan Harga Gas adalah industri petrokimia, pupuk, dan baja," tutur Airlangga melalui keterangan resmi, Minggu (19/2/2017).

Airlangga menambahkan, pihaknya juga minta tidak hanya sektor BUMN yang menikmatinya harga gas murah, tetapi juga sektor swasta.

Menperin mengungkapkan, di Teluk Bintuni, Papua Barat terdapat dua sumber gas yang potensial untuk menyuplai bahan baku bagi industri petrokimia. Proyek ini akan dikembangkan PT Pupuk Indonesia dan Ferrostaal GmbH senilai 1,5 miliar dollar AS.

"Dua sumber gas potensial tersebut, yaitu di proyek Tangguh dan di blok eksplorasi Kasuri yang berada di selatan Tangguh sampai Kabupaten Fakfak. Diharapkan juga segera muncul keputusan untuk memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan yang akan membangun pabrik petrokimia di Teluk Bintuni," paparnya.

Kemenperin mencatat, potensi gas bumi di kawasan tersebut yang sudah diidentifikasi sebesar 23,8 triliun standar kaki kubik (TSCF), dengan 12,9 TSCF sudah dialokasikan untuk dua train liquefied natural gas (LNG), dan sisanya sebesar 10,9 TSCF untuk satu train LNG.

Selain itu, ditemukan cadangan baru sebesar enam sampai delapan TSCF. Sementara iti, Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono mengaku optimistis pertumbuhan industri petrokimia dapat naik sebesar enam persen pada tahun 2017 dibandingkan capaian tahun lalu sekitar 5,2 persen.

Kenaikan pertumbuhan tersebut ditopang oleh sejumlah investasi di sektor petrokimia yang ditargetkan dapat segera dimulai tahun ini.

“Kami menargetkan investasi di sektor IKTA sepanjang tahun ini dapat mencapai Rp 152 triliun. Tahun lalu investasinya sebesar Rp 110 triliun. Untuk tahun ini akan didorong oleh industri petrokimia seperti investasi pabrik nafta cracker oleh Lotte Chemical Titan dan Chandra Asri, mereka sudah setuju untuk dimulai tahun ini,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com