Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Capital Suntik Modal ke Perusahaan "Fintech" 2 Juta Dollar AS

Kompas.com - 20/02/2017, 12:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mandiri Capital Indonesia (MCI) pimpin pendanaan untuk investasi peusahaan rintisan (startup) layanan keuangan berbasis teknologi fintech dalam bidang POS (point of sales) yaitu MOKA POS senilai 2 juta dollar AS.

Startup tersebut merupakan perusahaan dalam negeri yang fokus pada bisnis Mobile Point of Sale untuk UMKM di Indonesia.

MOKA POS menyediakan aplikasi Android atau iOS yang digunakan untuk kasir, baik merchant online maupun offline. Dengan demikian, pemilik bisnis terbantu dalam mengakses data seperti laporan penjualan, persediaan dan komplain dari konsumen secara langsung.

"Bank Mandiri memiliki banyak pelanggan UKM, dan kami memiliki misi untuk membantu mereka bertumbuh. Salah satu halangan yang kami lihat di UKM adalah pendataan yang masih manual," ujar Hira Laksamana, Direktur Keuangan MCI di Jakarta, Senin (20/2/2017).

Hira mengungkapkan, Bank Mandiri memandang Moka adalah mitra yang tepat dalam memberikan solusi terhadap halangan semacam itu. Adapun Haryanto Tanjo, CEO dan pendiri Moka, melihat pendanaan MCI sebagai investasi strategis.

"Kami percaya bahwa jaringan UMKM Bank Mandiri yang sangat luas akan mendapatkan manfaat dari POS dan solusi pembayaran kami. Kami berharap kerja sama dengan Mandiri Capital Indonesia dapat semakin memberdayakan bisnis-bisnis lokal," ungkap Haryanto.

Moka digunakan oleh lebih dari 2. 500 toko di Indonesia. Dengan pendanaan dari MCI, Moka berencana untuk tumbuh secara agresif tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com