Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekraf: Indonesia Sedang Bertransformasi Menuju Ekonomi Kreatif

Kompas.com - 21/02/2017, 16:59 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, pemerintah sedang berupaya melakukan transformasi dari ekonomi ekstraktif yang bergantung pada pemanfaatan sumber daya alam menjadi ekonomi kreatif.

"Diharapkan ekonomi kreatif berkembang menjadi soft power yang dapat diandalkan oleh Indonesia untuk meningkatkan posisi di pasar global," ujar Triawan di Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Menurutnya, seiring dengan berkembangnya industri kreatif nasional, diperlukan juga jaringan atau konektivitas di tengah persaingan pasar global.

"Saat ini Bekraf terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan sejumlah negara sahabat baik di level pemerintah maupun organisasi," paparnya.

Salah satunya dengan melibatkan para calon Duta Besar (Dubes) yang merupakan langkah awal bagi kerja sama dengan perwakilan Indonesia dengan negara lain.

"Bekraf saat ini tengah mengembangkan berbagai program yang memerlukan dukungan jejaring internasional yang kuat seperti diplomasi soto, kopi, dan tenun," ungkapnya.

Diharapkan, ke depan dukungan dari perwakilan Indonesia di negara sahabat menjadi pembangkit ekonomi kreatif nasional yang berdaya saing dan dikenal di pasar global.

Saat ini Bekraf membidangi 16 subsektor ekonomi kreatif yaitu fashion, film dan animasi, kuliner, kriya, seni rupa, seni pertunjukan, seni musik, arsitektur. Selain itu, desain komunikasi visual, desain produk, aplikasi dan games developer, periklanan, penerbitan, televisi dan radio serta fotografi.

"Ke-16 subsektor tersebut diharapkan menjadi andalan baru penggerak perekonomian nasional baik dari sisi kontribusi terhadap produk domestik bruto, peningkatan ekspor hingga penyerapan tenaga kerja," pungkasnya.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Badan Ekonomi Kreatif mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan, menetapkan, mengoordinasikan, dan sinkronisasi kebijakan ekonomi kreatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com