Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Petani: Harga Gabah Anjlok Terus Berulang Setiap Tahun

Kompas.com - 21/02/2017, 17:13 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Petani Indonesia menegaskan, masalah anjloknya harga gabah di tingkat petani saat ini merupakan masalah yang terus berulang dari tahun ke tahun.

"Ini kan memang dari masa ke masa seperti itu (harga gabah anjlok), masalahnya dana (anggaran pemerintah) yang banyak juga tidak bisa mengatasi. Ini masalah lama ketika panen dan musim hujan pasti seperti ini," kata Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih kepada Kompas.com, Selasa (21/2/2017).

Menurutnya, tata kelola pangan khususnya gabah belum sejalan antara proses produksi dan dan pascaproduksinya sehingga kerap menimbulkan masalah terutama pada saat panen raya dan kondisi cuaca dalam keadaan kurang baik.

"Ini belum sejalan, dibuat (kebijakan) peningkatan produksi tetapi tidak dibangun gudang-gudangnya maupun kelembagaan ekonomi petaninya. Bulog yang sekarang tidak cukup," jelasnya.

Dia juga mengungkapkan, saat harga gabah di tingkat petani anjlok dan pemerintah belum mampu menyerap hasil produksi tersebut maka hasil produksi petani akan terserap oleh kalangan swasta.

"Jadi seperti musim sekarang ini, yang beli gabah adalah perusahaan-perusahaan swasta yang punya pengering dan sebagainya," jelasnya.

Gabah yang terserap oleh swasta akan dikeringkan dan digiling menjadi beras dan disimpan untuk dijual pada saat tidak musim panen, dengan harga yang lebih tinggi dari ketentuan pemerintah.

"Nanti saat tidak musim panen, mereka akan jual berasnya, makanya harga beras itu bisa melebihi 30 persen dari harga jual yang ditetapkan, dari Rp 7.500 per kilogram, mereka bisa jual Rp 9.000 sampai Rp 10.000," paparnya.

"Pemerintah belum berhasil mengatasi inflasi di sektor pangan, soal manajemen dan distribusi dan manajemen pengadaannya belum beres," pungkas Henry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com