Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darmin: Data Ketimpangan dari Oxfam Perlu Dihitung Lebih Cermat

Kompas.com - 24/02/2017, 15:58 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Oxfam dan International NGO Forum on Indonesia Development (Infid) menyebut, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki ketimpangan terburuk keenam di dunia.

Bagaimana tidak, dari hasil kajian yang dilakukan, kekayaan empat orang terkaya di Indonesia setara dengan kekayaan 100 juta orang termiskin yang ada di tanah air. Hal itu yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan peringkat keenam terburuk di dunia.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, data yang dirilis Oxfam terkait ketimpangan orang miskin dengan orang kaya tersebut perlu dilakukan perhitungan yang lebih cermat dan akurat.

"Oxfam, datanya kok gawat juga. Ketimpangan memang memburuk, kalau dikatakan empat orang dibandingkan 100 juta orang itu 40 persen, artinya, masa 1 persen orang kaya memiliki harta sekitar 40 persen orang miskin di seluruh Indonesia, bertentangan dengan angka yang mereka berikan sendiri," ujar Darmin di Jakarta, Jumat (24/2/2017).

(Baca: Di Indonesia, Harta 100 Juta Orang Miskin Setara Harta 4 Orang Terkaya)

Sebelumnya, Juru Bicara Oxfam, Dini Widiastuti mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum diimbangi dengan pembagian pendapatan yang merata. Sehingga, ketimpangan yang tampak di Indonesia menjadi sangat terlihat.

Tercatat juga, ketimpangan antara orang-orang yang tergolong kaya raya dan orang-orang miskin semakin terlihat signifikan selama 20 tahun terakhir.

"Kesenjangan antara kaum super kaya dan penduduk lainnya di Indonesia tumbuh lebih cepat dibanding di negara-negara lain Asia Tenggara," tutur Dini.

Dini menambahkan, kesenjangan antara kekayaan orang super kaya dan kelompok lainnya dapat menjadi ancaman. Sebab, jika ketimpangan tidak segera diatasi maka upaya pemerintah menurunkan kemiskinan akan mengalami hambatan.

"Pemerintah perlu memperbaharui kebijakan pajak sesuai dengan potensi ekonomi dan prinsip pembagian utang serta manfaat yang adil, kemudian pemerintah memulihkan dan memberikan penekanan yang lebih atas pembangunan sumber daya manusia dan ketenagakerjaan," pungkasnya.

Sekadar informasi, Oxfam adalah organisasi nirlaba dari Inggris yang berfokus pada pembangunan penanggulangan bencana dan advokasi, bekerja sama dengan mitra lainnya untuk mengurangi penderitaan di seluruh dunia.

Organisasi ini terdiri dari 15 organisasi dari 98 negara di dunia. Didirikan pada tahun 1942 di Oxford, Oxfam berdedikasi untuk memerangi kemiskinan dan ketidakadilan di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com