Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Incar Jordania untuk Gerbang Masuk Pasar Indonesia Eropa

Kompas.com - 25/02/2017, 10:12 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Indonesia mulai menggenjot misi perdagangan ekspor ke salah satu negara timur tengah, Jordania.

Negara berpenduduk sekitar 7 juta jiwa itu dinilai bisa menjadi gerbang ekspansi bisnis Indonesia ke pasar Eropa.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) melalui Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) berencana membahas peluang itu dalam seminar Forum Kajian Kebijakan Luar Negeri (FKKLN) "Memanfaatkan Peluang Perdagangan dan Investasi di Jordania dalam Menunjang Diplomasi Ekonomi Indonesia".

Kegiatan itu digelar di Museum Konferensi Asia Afrika, Bandung, Sabtu (25/2/2017). Acara dihadiri mantan Duta Besar RI untuk Amman Jordania Teguh Wardoyo, Rauf Purnama selaku Presiden Direktur PT Kertas Nusantara, serta sejumlah pejabat dari Kementerian Perdagangan.

Kepala BPPK Kemenlu Siswo Pramono mengatakan, forum kajian itu akan membahas secara komprehensif tentang potensi ekonomi di Jordania, khususnya di Aqaba sebagai special economic zone.

"Memang sekarang kita menggalakkan diplomasi ekonomi sebagai agenda utama Kemenlu," kata Siswo di Bandung, Jumat (24/2/2017) malam.

Gebrakan ekonomi yang digagas oleh pemerintah Jordania seperti kemudahan investasi asing, akses pasar hingga ke Eropa, penyedia tenaga pengungsi sebagai tenaga kerja special economic zone, bisa dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan keuntungan ekonomi dengan menjadikan Jordania sebagai negara kunci perdagangan dan investasi di kawasan timur tengah.

"Yang diperlukan Indonesia adalah membuka akses pasar baru, dalam kondisi sekarang, kita harus curi start. Yang jelas kami berkomitmen untuk merambah pasar tersebut. Pertumbuhan ekonomi Jordania memang tidak begitu besar, masih di bawah Indonesia. Cuma yang kita lihat posisi dia ada di kawasan zona ekonomi. Dia bisa jadi pintu masuk ke pasar Eropa," tuturnya.

Presiden Direktur PT Kertas Nusantara Rauf Purnama mendukung gagasan itu. Sebab, banyak potensi sumber daya alam milik Jordania yang bisa dimanfaatkan Indonesia.

"Jordania itu negara yang kaya akan fosfat dan Kalium Cloride (KCL) untuk pembuatan pupuk," ujarnya.

Namun, peluang itu bukan tanpa rintangan. Kondisi dinamika politik di negara tetangga Jordania, seperti Mesir, Irak, Iran, dan Palestina, bisa berpotensi membuat para investor riskan. Selain itu, Indonesia pun harus bersaing dengan Vietnam, Malaysia, dan India yang lebih dulu aktif berinvestasi di Jordania.

Duta Besar RI untuk Jordania Teguh Wardoyo menjelaskan, pada dasarnya kondisi politik di Jordania cukup stabil kendati ada dinamika politik di negara tetangga Jordania.

"Yang berkecamuk negara di sekitar Jordania, seperti Libya, Mesir, Suriah, Irak, dan Yaman. Sementara Jordania solid, dia negara kecil, tapi dia survive. Perusahaan Indonesia juga sudah ada yang berinvestasi, seperti Mayora dan Indomie. Komoditas seperti kertas, ban, pangan (snack), kayu, dan furnitur cukup besar peluang di sana," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Rusia di Laut Arafura

Whats New
Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Defisit APBN Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran Dipatok 2,45 Persen-2,58 Persen

Whats New
Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Bos Bulog Sebut Hanya Sedikit Petani yang Manfaatkan Jemput Gabah Beras, Ini Sebabnya

Whats New
Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Emiten Gas Industri SBMA Bakal Tebar Dividen Rp 1,1 Miliar

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com