Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PP Properti Akan "Rights Issue" Senilai Rp 1,5 Triliun

Kompas.com - 27/02/2017, 16:58 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT PP Properti Tbk (PPRO) berencana menerbitkan saham baru atau rights issue untuk memperoleh dana Rp 1,5 triliun dengan melepas sebanyak-banyaknya 5 miliar lembar saham.

"Kami membutuhkan Rp 1,5 triliun. Sementara jumlah lembar saham akan mengikuti saja. Bisa jadi akhirnya nanti hanya lima miliar lembar yang dikeluarkan, karena permintaan investor tinggi," ujar Direktur dan Sekretaris Perusahaan PPRO, Indaryanto, dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/2/2017).

Indaryanto menyebutkan, setelah melaksanakan rights issue, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebagai induk usaha akan menyuntikan dana ke PP Properti sebagai anak usahanya sekitar Rp 1 triliun yang berasal dari kas internal.

Dana segar dari rights issue tersebut rencananya untuk melakukan ekspansi dan mempertahankan tingkat pertumbuhan ke depan. Berdasarkan kalkulasi, jika kebutuhan dana sebesar Rp 1,5 triliun dibagi lima lembar saham, harga saham menjadi Rp 300 per lembar.

"Saat ini PPRO sudah diminati oleh banyak investor, termasuk investor asing. Ini saya dapat ketika kami melakukan roadshow," terangnya.

Sebelumnya, riset analis PT BNI Securities, Maxi Liesyaputra merekomendasikan hold untuk saham PPRO dengan target harga Rp 1.420 sebelum stock split atau sebesar Rp 355 per saham setelah stock split.

Riset tersebut menyebutkan bahwa katalis untuk PPRO adalah strategi perseroan yang fokus pada konsumen di segmen menengah dan lokasi di area yang padat penduduk.

Berdasarkan prospektus ringkas yang dirilis perseroan, sebesar 70 persen dana rights issue untuk investasi pengembangan usaha atau sekitar Rp 1,05 triliun, sedangkan 20 persen untuk modal kerja atau sekitar Rp 300 miliar. Sebesar 10 persen untuk pembayaran sebagian besar utang atau sekitar Rp 150 miliar.

Pada 2016, perseroan mampu mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 42,8 persen menjadi Rp 2,1 triliun. Sementara itu, laba bersih di 2016 meningkat 22 persen menjadi Rp 365,4 miliar, sedangkan marketing sales tercatat sebesar Rp 2,5 triliun atau naik 25 persen, lebih tinggi dari rata-rata industri.

Di tahun ini PPRO menargetkan pertumbuhan marketing sales sebesar 45 persen menjadi Rp 3,5 triliun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

THR Lebaran 2024: Cara Menghitung, Kriteria Penerima, hingga Sanksi

Work Smart
Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Memburu Penerimaan Negara Tanpa Menaikkan PPN

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 Maret 2024

Spend Smart
Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Info Pangan 19 Maret 2024: Beras Masih Mahal, Harga Telur Naik Tembus Rp 34.000

Whats New
Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Investor Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Harga Emas Dunia Naik

Whats New
IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Mendagri Minta Pemda Salurkan THR dan Gaji Ke-13 Tepat Waktu

Whats New
Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Menanti Kebijakan The Fed, Wall Street Hijau

Whats New
Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Percepat Revisi PP 96/2021, Indonesia Incar Kempit 61 Persen Saham Freeport

Whats New
Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Manajemen: BCA Mobile dan myBCA Akan Berjalan Bersamaan dalam Jangka Waktu Panjang

Whats New
Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Perbedaan Inflasi dan Deflasi serta Untung Ruginya bagi Ekonomi

Whats New
Ini 4 Perusahaan Terindikasi 'Fraud' Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Ini 4 Perusahaan Terindikasi "Fraud" Rp 2,5 Triliun yang Diungkap oleh Sri Mulyani

Whats New
[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan 'Fraud' 4 Debitor LPEI

[POPULER MONEY] Polemik Kenaikan PPN 12 Persen | Sri Mulyani Laporkan Dugaan "Fraud" 4 Debitor LPEI

Whats New
Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Bos Bulog: Harga Beras Akan Sulit Kembali ke Titik Semula Seperti Setahun Lalu...

Whats New
Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Anggota DPR Minta Gedung Parlemen di IKN Dibangun Paling Akhir, Ini Kata OIKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com