Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suplai Kebutuhan Gula, Sumba Timur Siapkan 10.000 Hektar Lahan Tebu

Kompas.com - 03/03/2017, 15:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

WAINGAPU, KOMPAS.com - Bupati Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) Gidion Mbiliyora mengatakan, pemerintah setempat saat ini menyiapkan lahan seluas 10.000 hektar lebih, untuk pengembangan tebu guna menyuplai kebutuhan gula nasional.

Menurut Gidion, lahan ribuan hektar itu tersebar di enam kecamatan yaitu Pandawai, Kahaulu Eti, Umalulu, Rindy, Pahunga Lodu dan Wula Waijelu.

Saat ini kata Gidion, PT Muria Sumba Manis (MSN) sudah siap untuk berinvestasi dengan mengajukan lahan seluas 19.000 hektar kepada pemerintah daerah.

Namun kata Gidion, pihaknya masih mengecek, apakah cocok atau tidak, karena bukan lahan produktif , apalagi yang sudah diusahakan (dikelola) masyarakat.

“Untuk lahan yang sudah disiapkan tentu lebih dari 10.000 hektar dan luasnya tidak sampai 20.000 hektar,” kata Gidion kepada Kompas.com, Kamis (2/3/2017) malam.

Selain itu lanjut Gidion, perusahaan lain yang akan melakukan investasi dalam waktu dekat ialah Djarum dan Sampoerna.

Sumba Timur sebut Gidion, juga memiliki lahan potensial untuk investasi di bidang perkebunan seperti tanaman jarak pagar dan cengkih.

“Investasi juga berasal dari PT Asiabeef Biofarm di sektor peternakan yang lokasinya tak jauh dari perkebunan tebu,” ucap Gidion.

Gidion pun berharap, kehadiran investor tentu akan menyerap tenaga kerja terutama warga lokal. Ia juga berharap pertumbuhan ekonomi daerah Sumba Timur menjadi lebih baik.

Kompas TV Harga Gula Mahal, Petani Tebu Belum Untung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com