Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli Titip Harapan ke Jonan

Kompas.com - 04/03/2017, 22:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli kembali "ngepret" koleganya Sudirman Said, yang kala itu menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Meski keduanya kini sama-sama sudah turun panggung, namun Rizal tetap yakin Sudirman harus ikut bertanggungjawab atas kisruh di sektor pertambangan saat ini, sampai-sampai PT Freeport Indonesia berencana menyeret pemerintah Indonesia ke arbitrase.

Dalam sebuah peluncuran buku berjudul "Papua Minta Saham" pada Jumat (3/3/2017) malam, Rizal menyampaikan apresiasinya kepada Presiden karena menurutnya, Jokowi tidak main-main dalam menyelesaikan sengketa dengan Freeport.

Namun apresiasinya itu disertai dengan kekecewaan terhadap Menteri ESDM pada saat ia menjabat sebagai Menko Maritim.

"Saya terimakasih Pak Jokowi enggak ada kepentingan, enggak main-main soal begini," kata Rizal. "Jadi waktu itu ada menteri ESDM zaman saya, (si Menteri) jalan sendiri. Ya kan? Pengen apa? Pengen baikan sama Freeport," imbuh Rizal.

Bahkan kata Rizal, menteri tersebut berencana mengeluarkan Peraturan Pemerintah. Padahal menurut Rizal, seorang Menteri tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah sendirian, tanpa persetujuan menteri koordinator yang membidangi.

"Saya enggak setuju. Saya bilang ke Presiden Jokowi 'Ini enggak bisa Presiden Jokowi, ini menteri keblinger'," ucap Rizal mengulangi pesannya kepada Presiden waktu itu.

Menurut Rizal, akibat ulah menteri tersebut, kini Freeport Indonesia merasa memiliki senjata untuk membawa pemerintah Indonesia ke meja arbitrase. "Ini (tindakan Menteri ESDM) yang membuat Freeport sekarang berani kurang ajar. Karena berdasarkan surat ini, dia menuntut mau arbitrase," imbuhnya.

Memang, Rizal tidak menyebutkan nama menteri yang disebutnya keblinger. Namun sudah menjadi rahasia umum, yang ia maksud tak lain adalah Sudirman Said. Ya, kala itu Sudirman yang menjadi Menteri ESDM di bawah koordinasi Rizal sempat membuat heboh karena mengeluarkan sepucuk surat kontroversial tertanggal 7 Oktober 2015.

Dalam forum yang dihadiri Bupati Mimika Eltinus Omaleng, Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dan masyarakat suku Amungme tersebut, Rizal di sisi lain memuji sosok Ignasius Jonan, dan menitipkan harapan agar sengkarut Freeport bisa selesai.

"Kita doakan. Saya senang, Jonan orangnya juga berani," ucap Rizal. Ia pun lantas menceritakan kekagumannya pada sosok yang lebih muda, Jonan. Ketika itu, kata dia, Jonan masih menjabat sebagai Direktur Citibank.

"Saya panggil, 'Jonan, ngapain kamu kerja di Citibank?'. Lalu, dia bilang, fasilitasnya enak bang, bagus. Kemudian saya bilang 'Alah, kamu jadi direktur di situ levelnya kecil buat kamu'," cerita Rizal.

Rizal pun menyampaikan bahwa ia mendapat informasi mengenai kinerja Jonan yang bagus. Rizal lantas menawarkan jabatan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).

Kepada Jonan, ia memberikan tantangan untuk menyelesaikan kredit macet para konglomerat yang mencapai Rp 3 triliun, dalam waktu dua tahun.

"Kamu beresin. Ini lebih challenging daripada pekerjaan kamu di Citibank," ucap Rizal. Dan ternyata memang benar, lanjut Rizal, Jonan bisa memperbaiki kondisi di Bahana. Seiring perjalanan waktu, Jonan pindah tugas melakukan transformasi di PT Kereta Api Indonesia (Persero).

"Dan dia sekarang benar. Hanya dengar perintah dari Presiden Jokowi. Siapapun, dia tidak akan dengar," tukas Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com