Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suporter Fanatik Untungkan Klub Sepak Bola yang akan IPO

Kompas.com - 07/03/2017, 13:18 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Djohan Pinnarwan melihat, klub-klub sepak bola yang memiliki supporter fanatik memiliki keuntungan lebih besar saat melakukan penawaran publik perdana.

Salah satu keuntungannya yaitu, para suporter fanatik ini juga bisa menjadi investor ketika klub sepak bola bersangkutan melakukan penawaran publik perdana atau initial public offering (IPO).

“Beberapa teman saya mau membeli British Premier League Clubs. Walaupun hanya punya satu lembar saham. Tetapi kebanggaan sebagai fans club mungkin yang bisa menjadi basis investor buat club itu,” kata Djohan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Djohan mengatakan, fanatisme para supporter bisa dikonversikan ke dalam kesertaan modal. Biasanya para supporter klub itu memiliki dana atau urun dana (crowd funding) sebagai sumber dana yang berkelanjutan untuk klub.

Namun demikian, kesertaan para supporter dalam kepemilikan saham sebuah klub sepak bola itu bukan tanpa persiapan dan infrastruktur. Bagaimanapun juga, yang namanya bisnis mensyaratkan tata kelola yang baik.

“Infrastrukturnya yaitu akuntansinya, tata kelola yang baik, dan transparansi,” imbuh Djohan.

Ketiganya, lanjut Djohan, akan menunjang kepercayaan investor dan tentu saja fanatisme si supporter klub.

“Bagaimanapun kinerja klub, mungkin enggak masalah kalau saya fanatic. Saya mau membeli (saham) dan menjadi pemilik,” kata Djohan.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, ada dua klub sepak bola yang sudah datang menyatakan minat untuk melepas sahamnya di bursa.

Sayangnya minat klub-klub sepak bola tanah air masih terkendala soal administrasi. Tito mengatakan, pembukuan atau akuntansi klub-klub sepak bola di Indonesia agak sulit. Hal itu lantaran di Indonesia, para pemain dianggap selayaknya karyawan sehingga mendapatkan gaji. Gaji biasanya dibukukan sebagai beban, atau biaya.

“Kalau di luar negeri, prinsipnya pemain itu aset. Kan mereka juga diperjual-belikan,” ucap Tito, Selasa.

Guna menyelesaikan kendala tersebut, saat ini pihak BEI tengah meminta bantuan kepada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk menyusun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) baru untuk klub-klub sepak bola. (Baca: Dua Klub Sepak Bola Siap IPO di Bursa Efek Indonesia).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com