Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Indonesia Belum Memerlukan Transportasi Kereta Hyperloop

Kompas.com - 10/03/2017, 22:04 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyatakan bahwa Indonesia belum memerlukan alat transportasi kereta hyperloop. Sebaiknya Indonesia fokus memanfaatkan dan meningkatkan pelayanan alat transportasi yang tersedia.

Menurut dia, aturan teknis dari Kementerian Perhubungan juga belum ada untuk pembangunan transportasi super cepat tersebut.

(Baca juga Inilah Gambaran Kehebatan Kereta Hyperloop Pertama di Dunia yang Diuji Coba)

"Untuk Indonesia belum diperlukan karena aturan teknis di Direktorat Jenderal Perkeretaapian juga belum ada. Akan tetapi kalau sekadar kajian tidak masalah," ujar Djoko saat dihubungi, Jakarta, Jumat (10/3/2017).

Meski begitu, dosen Universitas Soegijapranata Katolik (Unika) Semarang ini meyakini bahwa Indonesia dapat membangun transportasi super cepat. Namun, pembangunan tersebut bakal menghadapi sejumlah permasalahan seperti lahan.

"Bisa saja dibangun, tetapi masalahnya pasti lahan. Lahan sangat sensitif di Indonesia. Tidak mudah bebaskan lahan di Indonesia," katanya.

Hyperloop merupakan alat transportasi berbentuk tabung yang berfungsi sebagai pengantar gerbong-gerbong seperti kereta.

Transportasi ini hanya menggunakan satu kapsul dalam satu kali perjalanan. Kecepatan hyperloop bisa mencapai 1.300 km per jam.

(Baca juga Mengenal Kereta Hyperloop, Bagaimana Bisa Bergerak Setara Kecepatan Suara?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com