Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Genjot Ekspor Produk Hilir ke Negara IORA

Kompas.com - 14/03/2017, 18:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) beberapa waktu lalu, pemerintah mulai fokus mendorong ekspor produk hilir dari sejumlah komoditas andalan Indonesia ke negara-negara IORA.

Seperti diketahui, negara-negara IORA dibidik jadi pasar ekspor baru Indonesia di luar pasar ekspor Indonesia selama ini (tradisional) seperti Amerika Serikat (AS), China, Jepang dan negara-negara Eropa.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kesepakatan dan perjanjian dengan negara-negara IORA menjadi momentum untuk mendorong produk hilir dari sejumlah komoditas andalan Indonesia.

Hilirisasi tersebut, selain mengurangi dampak fluktuasi harga komoditas juga memperluas akses pasar dan dampak ekonomi.

Momentum banyaknya kerja sama internasional yang baru, diyakini menjadi indikator bertambahnya keyakinan investor-investor untuk lebih berinvestasi di bidang manufaktur, mengolah barang mentah menjadi barang jadi.

Ia mencontohkan, penandatanganan nota kesepahaman sektor perdagangan dengan Arab Saudi yang baru-baru ini dilakukan untuk komoditas bernilai tambah.

"Hal itu bisa mendongkrak kembali perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi setelah beberapa tahun ini mengalami kemerosotan," ujar Enggartiasto, Senin (13/3/2017).

Data Kementerian Perdagangan mencatat antara 2012, 2013 sampai 2014, neraca dagang Indonesia dengan negara-negara yang tergabung dalam IORA tercatat defisit sebesar 4,2 miliar dollar AS, 4,9 miliar dollar AS dan 1,5 miliar dollar AS.

Baru pada 2015 dan 2016 neraca dagang Indonesia dengan negara-negara IORA kembali tercatat surplus sebesar 2,5 miliar dollar AS dan 1,45 miliar dollar AS.

Stop Ekspor Bahan Mentah

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sebelumnya mengatakan selama puluhan tahun Indonesia terlalu banyak mengandalkan ekspor bahan mentah. Padahal, harga dan nilai tambahnya tidak bagus, dan Indonesia juga tak juga bisa menghasilkan kegiatan industri untuk mengolahnya.

Ia mencontohkan, bagaimana selama ini Singapura menjadi negara tujuan ekspor hasil perkebunan Indonesia, menyerap komoditas dengan harga rendah.

Namun, ketika sudah sampai di Singapura, hasil perkebunan tersebut diolah lagi, dan malah memiliki nilai jual hingga tiga kali lipat harga yang dibeli dari Indonesia.

Untuk itu, saat ini pemerintah sudah mengambil inisiatif untuk meningkatkan kerja sama di kawasan Samudra Hindia melalui IORA yang lebih jelas arahnya.

Bangladesh misalnya, sebut Darmin, ingin menambah impor gerbong kereta api sebanyak 250 unit dan menawarkan kerja sama di bidang farmasi.

“Dengan India, Pakistan dan Bangladesh kita surplusnya besar, sehingga memang pantas dilanjutkan kerjasamanya. Begitu juga dengan Afrika Selatan, Menteri Perdagangan akan segera juga ke sana menindaklanjutinya," imbuh Darmin. (Hendra Gunawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber KONTAN

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com