Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Kenaikan Suku Bunga Acuan AS

Kompas.com - 16/03/2017, 18:05 WIB

Oleh : Adrian Panggabean

Kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat sebesar 25 basis point kemarin didahului oleh keluarnya angka surplus neraca perdagangan Indonesia dan berbarengan dengan hasil pemilu di Belanda. Apa implikasinya untuk Indonesia?

Pertama, terkait angka neraca perdagangan bulan Februari 2017. Surplus neraca perdagangan kita, walaupun angkanya turun dibanding bulan Januari, secara umum masih menunjukkan bahwa ekspor neto masih akan berperan terhadap stabilitas neraca pembayaran, terhadap stabilitas rupiah, dan pertumbuhan ekonomi di 2017.

Sebagai bagian dari asumsi pertumbuhan PDB di 2017 yang kami perkirakan akan mencapai angka 5,1 persen, saya memperkirakan total surplus neraca perdagangan di 2017 akan mencapai 7,5 miliar dollar AS.

Selama dua bulan pertama di 2017 angka surplus neraca perdagangan sudah mencapai lebih dari 2,5 miliar dollar AS alias lebih tinggi dari ekspektasi. Harus diakui, dengan melihat running-rate ekspor bulanan selama 5 bulan terakhir, nampaknya kondisi eksternal memang masih belum mencapai tingkat yang kita bisa berharap adanya pertumbuhan ekspor yang jauh lebih tinggi.

Namun demikian, secara umum, paling tidak dilihat dari konteks pertumbuhan ekonomi dan stabilitas kurs rupiah, saya menilai positif angka neraca perdagangan bulan Februari tersebut.

Kedua, terkait hasil pemilu di Belanda yang dimenangkan oleh PM Mark Rutte. Menarik untuk dicatat bahwa tingkat partisipasi pemilih di Belanda mencapai diatas 80 persen, dan itulah yang antara lain menyebabkan tingginya hasil perolehan suara untuk Partai Liberal pimpinan PM Mark Rutte.

Dengan menilik episode pergerakan/perubahan angin politik di Eropa kontinental selama 15-20 tahun terakhir, analis politik cenderung melihat Belanda sebagai leading indicator dari arah perubahan angin politik di Eropa.

Dan bila kita menganggap hasil pemilu Belanda, dengan kalahnya Wilders, sebagai pertanda preferensi politik masyarakat Eropa terhadap keterbukaan (politik non-populis) maka kita masih punya harapan bahwa politik keterbukaan mungkin akan juga menang di Perancis dan Jerman.

Harapan akan menangnya politik non-populis punya implikasi besar terhadap stabilitas sektor finansial, karena preferensi politik Belanda, Perancis dan Jerman (ketiganya dianggap sebagai Eurozone core countries) jelas punya pengaruh terhadap masa depan mata uang Euro, yang pada gilirannya akan berimplikasi luas terhadap konstelasi dan keseimbangan mata uang dunia.

Termasuk didalamnya adalah nasib rupiah. Artinya, kemenangan PM Mark Rutte di Belanda adalah berita baik untuk mata uang emerging market, termasuk rupiah.

Ketiga, tadi malam the Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 bps. Naiknya suku bunga acuan Amerika Serikat sudah diantisipasi oleh pelaku pasar. Sejak 2 minggu lalu pasar sudah melihat probabilita naiknya Fed funds rate sebagai keniscayaan.

Sebagai bagian dari antisipasi pasar, USD Libor telah bergerak naik secara gradual. Yang menarik, walaupun USD Libor bergerak naik, indeks dolar (dikenal dengan kode DXY) tetap berkisar dikisaran 101-103.

Akibatnya, pasar tidak mengantisipasi adanya perubahan ekstrim dalam nilai mata uang. Hal yang sama terjadi dalam mata uang euro. Euro Libor terus bergerak turun namun indeks mata uang Euro tetap berkisar di kisaran 1,04 – 1,07.

Ini mengindikasikan bahwa pasca kenaikan Fed funds rate, kurs rupiah nampaknya berpotensi relatif stabil dengan pola pergerakan granular yang lebih ditentukan oleh fundamental.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com