Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Manfaatkan Berbagai Metode untuk Jamin Akurasi Data Pertanian

Kompas.com - 19/03/2017, 15:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian memanfaatkan berbagai teknologi untuk memantau data pertanian.

Hal itu diungkapkan oleh Kementerian Pertanian guna menjawab tudingan ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri yang menyatakan bahwa data pertanian tidak akurat.

(Baca: Pengamat: Data Pertanian Berantakan, Harga Pangan Tak Terkendali)

Salah satu yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah dengan memanfaatkan satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang memiliki resolusi spasial tinggi yakni 30x30 m dan temporal 16 hari.

Satelit tersebut digunakan untuk memantau luasan lahan tanam dan panen padi. Data kemudian dihitung melalui komputer guna minimalisasi personal error. Selain itu, fairness juga dapat divalidasi oleh berbagai pihak melalui http://sig.pertanian.go.id

Kemudian, Kementan juga mengimplementasikan SMS-Center data luas tanam padi secara harian maupun harga pangan tingkat petani.

"Dengan demikian, kondisi pangan di setiap kecamatan dan kabupaten bisa dimonitor setiap hari untuk keperluan intern," tulis Kementan dalam keterangan resmi, Minggu (19/3/2017).

Kementan menyatakan untuk mengonfirmasi data produksi gabah yang mencerminkan ketersediaan beras, diperlukan parameter lain seperti stok, data penggilingan, harga beras, tingkat konsumsi, serta prediksi pasokan ke depan.

Untuk itu Kementan telah bekerjasama dengan BPS dan pihak lain melakukan survei stok beras, pendataan beras pada penggilingan padi, audit luas sawah dan lainnya.

BPS hingga saat ini menjadi satu lembaga resmi yang mempunyai otoritas dan kompetensi di bidang statistikan, serta memiliki hirarki langsung dari pusat sampai kecamatan.

"BPS tentu menyajikan data secara objektif dan berkualitas, karena pengumpulan data BPS mengacu standar baku, pedoman dan SOP yang ketat serta diolah dengan metode teruji. Kenapa Fasial Basri meragukan data pangan yang notabene juga dihasilkan BPS?" tulis Kementan.

Sementara itu menjawab penyataan mengenai kesejahteraan petani yang menurun, menurut Kementan, bukan hanya nilai tukar petani (NTP) bulanan indikatornya, namun data kemiskinan juga perlu dipertimbangkan.

"Sebanyak 90 persen petani itu berada di perdesaan dan data BPS menunjukkan tingkat kemiskinan di pedesaan semakin membaik," jelas Kementan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com