Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Satu-satunya Miliarder Wanita dari Asia Tenggara

Kompas.com - 21/03/2017, 18:56 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Hanya satu orang wanita asal Asia Tenggara yang masuk daftar orang terkaya di dunia versi majalah Forbes yang dirilis baru-baru ini.

Wanita itu adalah Nguyen Thi Phuong Tao, 46 tahun, CEO dan pendiri maskapai penerbangan murah Vietnam VietJet. Mengutip Forbes, Selasa (21/3/2017), kekayaan Nguyen diestimasikan mencapai 1,8 miliar dollar AS.

Lalu, bagaimana jatuh bangun Nguyen merintis VietJet dari nol hingga kini meraup kesuksesan dan kekayaan? Nguyen meluncurkan VietJet, maskapai penerbangan murah pertama di Vietnam pada Desember 2011. Saat itu, ia bersumpah bahwa ia akan mendisrupsi industri penerbangan Vietnam yang kala itu didominasi maskapai penerbangan nasional milik negara.

Namun, siapa sangka lima tahun kemudian, VietJet mengoperasikan lebih dari 40 persen penerbangan di Vietnam dan memperoleh pendapatan mencapai 1,2 miliar dollar AS.

Pada Februari 2017 lalu, VietJet juga melantai di bursa saham Vietnam. Kesuksesan VietJet membawa Nguyen menjadi satu-satunya miliarder wanita di Asia Tenggara.

Tak hanya itu, Nguyen juga merupakan satu dari dua orang terkaya di Vietnam. Nguyen pun merupakan satu dari 56 orang wanita yang masuk dalam daftar 2017 Forbes World's Billionaires yang merintis kekayaannya hingga menjadi miliarder. Separuh dari 56 orang itu berasal dari Asia.

Setelah belajar ekonomi dan keuangan di Uni Soviet (kini Rusia) pada era 1980-an, Nguyen memulai bisnis perdagangan komoditas di Eropa Timur dan Asia. 10 tahun lalu, Nguyen kembali ke Vietnam dan mulai berinvestasi di perbankan sebelum berpindah ke sektor properti berupa real estate di Ho Chi Minh City dan resor di Vietnam tengah.

Nguyen memperoleh ide untuk mendirikan maskapai berbiaya rendah di Vietnam ketika dirinya masih menjadi trader. Ia memprediksi, permintaan perjalanan udara di tanah kelahirannya akan meningkat.

"Saya selalu memiliki tujuan besar dan menciptakan kerja sama besar. Saya tidak pernah melakukan sesuatu dalam skala kecil. Ketika orang-orang berdagang satu kontainer barang, saya sudah ratusan kontainer," ujar Nguyen.

Nguyen kemudian mempelajari model bisnis yang dilakukan maskapai berbiaya rendah lainnya, seperti Southwest, Ryan Air, dan AirAsia. Ia memperoleh lisensi untuk memulai VietJet pada tahun 2007, namun tingginya harga minyak membuat peluncuran maskapai itu harus ditunda.

Tahun 2010, ia sempat meneken kerja sama patungan dengan AirAsia, namun gagal. Akhirnya, setahun kemudian Nguyen memutuskan untuk mendirikan maskapai penerbangannya sendiri.

Nguyen dan sang suami, pengusaha Nguyen Thanh Hung, memiliki saham mayoritas VietJet melalui perusahaan mereka, Sovico Holdings.

Awalnya, VietJet menarik perhatian publik lantaran para pramugarinya mengenakan bikini sebagai ajang promosi. Namun, maskapai itu kini berkembang pesat. Dalam dua tahun, VietJet sudah meraup laba dan kini melayani 300 penerbangan per hari, termasuk di dalamnya adalah 63 rute domestik dan beberapa rute internasional.

VietJet mengoperasikan 45 unit armada pesawat dan telah menerbangkan lebih dari 35 juta penumpang. Baru-baru ini, VietJet memesan lebih dari 200 unit pesawat kepada Airbus dan Boeing dengan nilai transaksi hampir 23 miliar dollar AS.

Meski sudah mencapai kesuksesan, Nguyen tidak berhenti bermimpi dan berambisi. Di tengah persaingan yang ketat, Nguyen tak gentar mengembangkan maskapai penerbangan yang didirikannya itu.

"VietJet menargetkan untuk menjadi maskapai penerbangan internasional, tidak hanya lokal," ujar Nguyen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com