Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan BI Sediakan Data Statistik yang Berkualitas

Kompas.com - 22/03/2017, 14:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) merasa perlu untuk meningkatkan kualitas statitik nasional yang saat ini masih terpisah antara satu lembaga dengan lembaga lainnya.

Menurut BI, untuk atasi silo di antara data-data statistik yang tersedia, harus ada standar kualitas statistik yang memadai sebab data yang robust atau matang akan menjadi data yang penting bagi pengambilan keputuan dalam sebuah kebijakan.

Hal ini dinyatakan oleh Sugeng, Deputi Gubernur BI, dalam paparannya ke wartawan di sela konferensi statistik internasional di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/3/2017).

Silo atau perbedaan data antarlembaga misalnya saja tercermin pada kasus melambungnya harga daging pada akhir tahun lalu. Untuk menyediakan data yang berkualitas dan menunjang kebijakan, BI juga berhati-hati untuk membangun datanya.

"Misal di harga daging, kita butuh data akurat. Kuncinya adalah pelaksanaan survey yang pas. Misal mulai dari data jumlah sapi, mana yang siap dikonsumsi atau hanya untuk investasi dan sebagainya. Sehingga bisa diputuskan kita butuh impor atau tidak," ujarnya.

Big Data

Yati Kurniati, Direktur Eksekutif Departemen Statisik BI, mengatakan bahwa dalam metode survey tersebut pihak pusat harus bekerja sama dengan daerah dalam penyediaan data. terutama data komoditas. Sebab pihak daerahlah yang paling mengetahui kondisi stok daerahnya.

"Tantangannya ada pada pemilihan responden dan teknik sampling yang tepat. BI bekerja sama dengan BPS untuk hal itu, terutama untuk hitung inflasi," kata Yati.

Tantangan lain menurut Yati yakni menguatnya big data di berbagai hal, baik data terstruktur maupun tidak terstruktur seperti data dari media sosial.

Boediono, mantan wakil presiden RI yang juga menjadi salah satu pembicara dalam acara tersebut sebelumnya memaparkan bahwa kunci untuk pertumbuhan nasional adalah kebijakan yang lebih baik dan regulasi bisnis yang baik. Penggunaan big data secara tepat bisa membantu ke arah itu.

Menurut dia, perusahaan sasta dan pemerintah adalah produsen big data yang besar dengan informasi yang up to date.

"Jika bisa didigitisasi maka akan jadi kekayaan data yang besar. ini akan secara langsung meningkatkan proses pembuatan data yang dibutuhkan pemerintah dan swasta. Sehingga meningkatkan integrasi dan efisiensi," kata dia.

Namun digitisasi ini masih jadi hal yang menantang, karena IT system di pemerintah belum kompaibel satu sama lain. Selain itu, bujet IT di pemerintahan juga masih kecil.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com