Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-Gara AS, Perang Dagang dan Perang Mata Uang di Depan Mata?

Kompas.com - 22/03/2017, 16:07 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lantaran sikap proteksionisme Amerika Serikat (AS), pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 gagal mencapai kesepakatan untuk menjaga komitmen perdagangan internasional yang saling menguntungkan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai, sikap proteksionisme AS akan berdampak buruk kepada kondisi ekonomi internasional. Apalagi bila kebijakan itu mulai ditiru negara-negara lainnya.

"Yang terjadi adalah perang dagang dan mungkin perang mata uang yang pasti sifatnya akan destruktif ke semua negara," ujar perempuan yang kerap disapa Ani itu saat konferensi pers, Jakarta, Rabu (22/3/2017).

Menurut Ani, menteri keuangan dari Eropa, Asia, dan Amerika Latin memiliki pandangan sama yakni pentingnya menjaga komitmen perdagangan internasional yang saling menguntungkan.

Selama ini, kerja sama perdagangan internasional dinilai berhasil memulihkan kondisi ekonomi pasca krisis. Selain itu, manfaat perdagangan internasional juga dinilai berhasil memerangi kemiskinan dalam empat dekade terakhir.

Namun, AS di bawah komando Presiden Donald Trump justru menilai kerja sama perdagangan internasional G20 merugikan Negeri Paman Sam itu. AS justru ingin ada kerja sama perdagangan yang sesuai dengan kebutuhannya.

"AS menyampaikan trade yang fair seusai dengan kebutuhan AS sendiri yang tidak selalu sama dengan kebutuhan internasional," kata Ani.

Pemerintah sendiri sudah menyampaikan kekecewaannya akibat tidak adanya komitmen menjaga perdagangan internasional yang saling menguntungkan. Akibatnya, negara kuat akan mendikte dan mendominasi hubungan menurut kepentingan mereka sendiri bukan atas kepentingan bersama.

Meski begitu, sejumlah negara G20 masih optimis akan ada perubahan sikap AS pada pertemuan tingkat pimpinan negara pada pertemuan puncak di Hamburg dalam waktu dekat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com