Bisa dibayangkan, bagaimana repotnya Kemenhub mengalokasikan anggaran tersebut demi percepatan dan juga pemerataan konektivitas untuk mewujudkan poros maritim. Apalagi, Kemenhub juga harus memikirkan pula program pendukung, seperti membangun sistem telekomunikasi pelayaran, membangun kapal negara kenavigasian dan fasilitas pendukung kenavigasian, pengadaan kapal perintis penumpang dan barang, serta kapal patroli.
Namun, betapapun sulit dan kecil, langkah mencapai agenda besar poros maritim dunia sudah dimulai. Sembari menata fisik infrastruktur laut, jati diri Indonesia sebagai negeri bahari telah digelorakan hingga mancanegara. Setidaknya, lewat KTT IORA 2017 lalu, Indonesia telah memperlihatkan peran aktif di kawasan Samudra Hindia.
Kini, tidak ada kata lagi mundur. Segenap komponen bangsa mesti bersatu padu, meneguhkan tekad, bahwa laut adalah masa depan bangsa Indonesia.
Penulis selaku Ketua Bidang Maritim di Golkar sepenuhnya yakin bahwa kekuatan dan potensi ekonomi bangsa Indonesia sangatlah besar di sektor maritim. Karenanya, kita tidak boleh ragu lagi.
Sebagaimana pula disampaikan Presiden Joko Widodo yang begitu menyadari masa depan bangsa Indonesia sejatinya ada di laut. Lagipula, fakta yang tidak bisa dipungkiri, di mana 40 persen perdagangan dunia sejatinya melalui perairan Indonesia.
(Baca juga Gagas Poros Maritim Dunia, Jokowi Sadari Masa Depan Ada di Laut)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.