Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Naik, Kemenkeu Beri Sinyal Ubah Komponen APBN 2017

Kompas.com - 26/03/2017, 17:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberi sinyal akan mengubah beberapa komponen dalam APBN 2017.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kemenkeu Askolani di Jakarta, Sabtu (25/3/2017)/

Menurut dia, perubahan ini disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia dan kenaikan produksi (lifting) minyak Indonesia dan penguatan nilai tukar rupiah.

“Melihat tren sampai dengan bulan Maret ini, kemungkinan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang dapat berubah. Nanti penetapan perubahannya melalui mekanisme APBN-P,” kata Askolani.

(Baca: Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Belum Mau Bicara Utak-atik APBN 2017)

Sebelumnya, Askolani menyebut, dirinya optimistis kenaikan harga minyak dunia, lifting minyak Indonesia dan penguatan nilai tukar rupiah juga dapat mendorong kenaikan Peneriman Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor minyak dan gas (migas).

Jika pada 2016, realisasi PNBP sektor migas mencapai Rp 44,9 triliun, Askolani yakin, realisasi tahun ini akan lebih besar. "Ada tendensi penerimaan migas kita melebihi target di APBN 2017," katanya.

Selain harga ICP dan PNBP migas, menurut Askolani, belum ada lagi komponen lainnya dalam APBN 2017 yang sekiranya dapat berubah dengan mekanisme APBNP.

Ia mengatakan, perubahan masih menunggu mekanisme yang resmi dari pemerintah. “Nanti ya, tunggu pada waktunya secara resmi dari pemerintah,” ucapnya.

Dalam APBN 2017, pemerintah menargetkan PNBP sektor migas Rp 63,7 triliun dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar 45 dollar AS per barel.

Target PBNP dalam APBN 2017 lebih rendah dibandingkan target PNPB migas dalam APBN-P 2016 yang sebesar Rp 68,7 triliun dengan asumsi ICP sebesar 40 dollar AS per barel.

Tak hanya itu, beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengaku akan mengevaluasi lagi target penerimaan pajak pada tahun ini. Dalam APBN 2017, pemerintah mematok target penerimaan pajak sebesar Rp 1.307,3 triliun.

Jika dibandingkan dengan realisasi APBN-P 2016, target itu tumbuh sebesar 18 persen. Target itu jauh lebih tinggi dari pertumbuhan alamiah yang mungkin terjadi pada tahun ini.

Sebab, jika melihat target pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sebesar 5,1 persen ditambah laju inflasi sebesar 4 persen, maka pertumbuhan alamiah penerimaan pajak tahun 2017 seharusnya sekitar 9,1 persen. (Ghina Ghaliya Quddus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com