Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IATA: Larangan Laptop di Dalam Kabin Tak Efektif

Kompas.com - 30/03/2017, 11:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com – Amerika Serikat dan Inggris melarang penumpang untuk membawa laptop ke dalam kabin bagi beberapa penerbangan. Akan tetapi, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) memandang kebijakan ini tidak akan menjadi pengukuran keamanan yang efektif.

Mengutip BBC, Kamis (30/3/2017), dalam pidatonya, CEO IATA Alexandre de Juniac menyatakan larangan tersebut bisa juga menjadi distorsi komersial.

Larangan tersebut diberlakukan AS sebagai upaya menangkal terorisme dan diberlakukan atas penerbangan yang beroperasi dari 10 bandara di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Turki.

Larangan yang diberlakukan Inggris pada dasarnya mirip, namun diaplikasikan ke maskapai yang berbeda.

Larangan ini diberlakukan kepada penumpang 14 maskapai penerbangan yang melayani penerbangan langsung dari Turki, Lebanon, Yordania, Mesir, Tunisia, dan Arab Saudi.

“Kenapa AS dan Inggris tidak memiliki daftar umum bandara? Bagaimana laptop bisa aman di kabin beberapa penerbangan dan tidak pada (penerbangan) lainnya, khususnya penerbangan dari bandara tertentu?” ujar de Juniac.

Ia menyatakan, pengukuran keamanan semacam itu bukan merupakan solusi jangka panjang yang dapat diterima atas apapun ancaman yang berusaha ingin dimitigasi. Bahkan, dalam jangka pendek pun sulit untik memahami keefektifan larangan tersebut.

“Selain itu, distorsi komersial yang disebabkan pun akan parah,” jelas de Juniac.

Maskapai penerbangan yang terdampak atas larangan ini antara lain Emirates, Qatar Airways, dan Etihad.

Sejak lama, maskapai penerbangan AS memprotes maskapai tersebut lantaran disubsidi secara tidak adil oleh pemerintahannya masing-masing, namun ditepis oleh maskapai-maskapai itu.

“IATA sangat prihatin dengan perkembangan politik yang menunjuk ke masa depan perbatasan yang lebih ketat dan proteksionisme,” tutur de Juniac.

Larangan tersebut akan berlaku efektif pada Sabtu, 1 April 2017 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com