Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minat Investor AS Beli Obligasi Syariah RI Meningkat, Kok Bisa?

Kompas.com - 30/03/2017, 18:10 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menerbitkan obligasi syariah global atau sukuk global sebesar 3 miliar dollar AS. Investor di dalam dan luar negeri pun berlomba-lomba membeli sukuk Indonesia.

Selain investor Islamic (Timur Tengah dan Malaysia), investor asal Amerika Serikat (AS) juga begitu meminati sukuk global Indonesia.

Pada sukuk dengan tenor 5 tahun misalnya, dari jumlah 1 miliar dollar AS, investor AS membeli 21 persen. Sementara itu untuk sukuk dengan tenor 10 tahun, dari 2 miliar dollar AS, investor AS menyerap 29 persennya.

"Ini (minat investor AS ) menarik karena biasanya kurang tertarik dengan sukuk Indonesia," ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Robert Pakpahan di Jakarta, Kamis (30/3/2017).

Sementara itu, tutur Robert, meskipun ketertarikan investor Islamic (Timur Tengah dan Malaysia) masih tinggi, namun justru mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Investor Islamic mencomot 27 persen untuk sukuk tenor 5 tahun dan 29 persen untuk sukuk tenor 10 tahun. Menurut Robert, penurunan minat investor Islamic terutama negara-negara di Timur Tengah disebabkan turunnya harga minyak dunia.

Akibatnya ketersediaan dana untuk investasi tidak lagi sebesar saat harga minyak dunia tinggi.

Selain itu, jatuhnya harga minyak juga membuat investor dari negara-negara di Timur Tengah menjadi lebih meminati sukuk dengan tenor jangka waktu pendek.

Sementara itu investor AS yang awalnya tidak tertarik justru semakin antusias. Hal itu ucap Robert terlihat saat pemerintah melakukan roadshow ke sejumlah negara. Antusiasme investor AS tidak terlepas dari sukuk global Indonesia yang masuk ke dalam emerging market index pada 2016.

Dengan begitu, para investor global bisa menilai sukuk global Indonesia. Selain itu, konsistensi Indonesia hadir secara rutin dalam pasar sukuk global dan kredit yang cukup bagus juga dinilai mempengaruhi minat investor AS.

"Mereka yakin sukuk juga terpercaya dan kualitasnya tidak kalah dibandingkan yang konvensional," kata Robert.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com