Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terus Turun, Pangsa Pertanian Terhadap Perekonomian Nasional

Kompas.com - 30/03/2017, 19:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Indonesia pernah dikenal sebagai negara agraris atau pertanian. Akan tetapi, dengan berbagai macam permasalahan yang terjadi, apakah status tersebut masih dikalungkan kepada Indonesia?

Bank Indonesia (BI) mencatat, pangsa sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan, pada tahun 2016 lalu, kontribusinya terhadap PDB hanya mencapai 13,45 persen.

“Memang dalam 10 tahun terakhir pangsa sektor pertanian turun dari 22,09 persen pada tahun 1990 menjadi sekitar 13 persen pada tahun 2016,” ujar Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo pada acara media briefing Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah di Crowne Plaza Hotel Semarang, Kamis (30/3/2017).

Tidak hanya itu, dalam hal struktur tenaga kerja sektoral, kontribusi sektor pertanian juga terus menurun. Pada tahun 1990, porsi tenaga kerja sektor pertanian mencapai 55,1 persen secara nasional.

Akan tetapi, angka tersebut merosot menjadi 45,1 persen pada tahun 2000. Penurunan tersebut pun terus berlanjut hingga tahun 2016, di mana porsi tenaga kerja sektor pertanian tinggal mencapai 31,9 persen.

Dody menyatakan, bank sentral memandang ada beberapa permasalahan yang dialami sektor pertanian, termasuk pangan. Masalah-masalah tersebut antara lain penurunan produksi, distribusi, dan permasalahan keterjangkauan harga.

Dalam masalah produksi, hal-hal yang terkait adalah kapasitas, produktivitas petani, insentif kepada petani, dan data pertanian yang tidak akurat. Adapun permasalahan distribusi antara lain soal panjangnya tata niaga, pelaku-pelaku yang dominan, dan pembentukan harga dikuasai oleh beberapa pelaku pasar saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com