Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Perempuan Muda NTT Diberdayakan jadi Peternak Sapi

Kompas.com - 06/04/2017, 06:28 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

SOE, KOMPAS.com - Lebih dari 1.000 perempuan muda di Nusa Tenggara Timur (NTT), diberdayakan menjadi peternak sapi handal di wilayah itu.

Ribuan perempuan muda itu tersebar di 40 desa pada lima kabupaten di NTT, yaitu kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Belu dan Malaka.

Selain sapi, para perempuan muda itu juga mengembangkan ternak babi dan ayam.

Program perempuan muda itu merupakan proyek SCILD (Strong CSOs for Inclusive Livestock Value Chain Development-in NTT atau Pengembangan CSO yang kuat untuk rantai nilai peternakan inklusif di NTT) dilakukan Plan International Indonesia Program Area Timor atas dukungan dana dari Uni Eropa.

SCILD Project Manager Plan International Indonesia, Yedityah Mella mengatakan, SCILD merupakan sebuah program yang melalui Civil Society Organization (CSO) dan kaum muda, melakukan advokasi peningkatan posisi dan pemberdayaan sosial dan ekonomi kaum muda melalui rantai nilai peternakan.

Dalam implementasinya kata Yedityah, Plan International Indonesia Program Area Timor bersama dengan Yayasan Sanggar Suara Perempuan (YSSP) dan Bengkel Advokasi Pemberdayaan dan Pengembangan Kampung (APPeK) memperkuat delapan CSO lokal di NTT.

Tujuannya, untuk menjadi kekuatan pendorong bagi para perempuan muda dalam meningkatkan partisipasi mereka, agar setara dengan laki-laki dalam pembangunan ekonomi.

Jumlah hibah untuk setiap CSO adalah 50.000 EUR. Setiap CSO memberi dukungan kepada 250 pemuda, sebagai penerima manfaat akhir. Jumlah pemuda yang terlibat dalam proyek ini adalah 2.000 orang dimana 65 persen adalah perempuan.

Menurut Yedityah, pemilihan delapan CSO yang terlibat dalam proyek ini, dilakukan bersama antara Plan International Indonesia, YSSP, APPeK dan perwakilan dari lembaga pemerintah yaitu dari Bappeda NTT, Dinas Peternakan dan BBPP.

Delapan CSO yang terpilih untuk mengimplementasikan project ini adalah Perhimpunan Potensi Advokasi Rakyat dan Geng Motor Imut dari Kabupaten Kupang, Yayasan Perhimpunan OISCA dan KSU Wanita Kasih dari Kabupaten TTS, Yayasan Amnaut Bife Kuan dan Yayasan AnFeot Ana dari Kabupaten TTU, PPSE Keuskupan Atambua dari Kabupaten Belu dan Futuru de Timor dari Kabupaten Malaka.

Proyek ini telah mendukung CSO untuk meningkatkan kapasitasnya melalui berbagai kegiatan pelatihan baik yaitu soft skills, technical skills maupun organizational capacity.

Proyek SCILD sendiri sejalan dengan program dari Pemerintah NTT yaitu menjadikan NTT sebagai provinsi ternak.

“Program itu memiliki tujuan umum berkontribusi terhadap peningkatan posisi sosial dan penguatan ekonomi bagi kaum muda laki-laki dan perempuan di NTT melalui dukungan yang berkelanjutan pada sektor Peternakan,” kata Yedityah kepada sejumlah wartawan di Kabupaten TTS, Rabu (5/4/2017).

Proyek SCILD ini juga lanjutnya, memiliki tujuan khusus yaitu memperkuat CSO lokal untuk menjadi penggerak bagi perempuan muda dan laki-laki muda dan melengkapi mereka pada peningkatan partisipasi secara seimbang dalam menghadapi perkembangan ekonomi melalui rantai nilai di bidang peternakan di NTT.

“Kami berharap melalui kegiatan ini kelak lahirlah peternak-peternak muda di NTT yang mereka juga bangga dan berkata bahwa saya ini juga seorang peternak. Dengan beternak ini mereka tentu akan mendapatkan hal yang membuat mereka mendapatkan mata pencarian yang paten dan jelas dan memberikan kotribusi untuk perekonomian di NTT,”ucapnya.

Sementara itu Program Manager Trade, Local Economy and Social Protection Nur Isravivani yang mewakili Delegasi Uni Eropa Perwakilan di Indonesia mengatakan, proyek ini dimulai dari tahun 2016 dan akan terus berlanjut untuk empat tahun ke depan.

“Jadi ini merupakan kunjungan monitoring untuk melihat sejauh mana progres yang sudah dicapai dari proyek ini selama satu tahun pertama. Kami harapkan ini bisa membantu penghidupan kamu muda dan perempuan di desa desa yang jauh dan terisolir dan kita akan terus melakukan pendampingan untuk para pemuda dan perempuan untuk menjadi peternak,” kata Nur.

Nur mengaku, sektor peternakan yang dipilih, karena berdasarkan hasil studi dan observasi yang dilakukan oleh Plan Internasional dan NGO lokal, bahwa sektor peternakan ini sangat potensial dengan wilayah-wilayah yang dicakup ini.

“Intinya kegiatan ini targetnya memberikan penghidupan yang lebih baik ke depannya untuk pemuda dan perempuan. Ini juga untuk mencecah migrasi ke kota kota, karena seperti kita tahu banyak di pedesaan itu penduduknya berusia tua dan makin sedikit pemuda yang tertarik menjadi petani maupun peternak,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com