Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CPO "Dijegal" Uni Eropa, Bos Sinar Mas Ingin Negara Produsen Sawit Bersatu

Kompas.com - 11/04/2017, 16:38 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bos Grup Sinar Mas Franky Widjaja ikut buka suara menyusul keputusan Parlemen Uni Eropa mengeluarkannya resolusi sawit dan melarang biodiesel berbasis kelapa sawit.

Ia menilai dukungan kepada industri kelapa sawit sangat penting. Oleh karena itu ia ingin semua negara produsen kelapa sawit bersatu menentang keputusan Uni Eropa.

"Kalau bisa semua negara kumpul jadi satu menyuarakan kepentingan masing-masing (terkait sawit)," ujarnya di Kantor Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Indonesia dan Malaysia dinilai bisa memiliki peran penting untuk "melawan" kebijakan Uni Eropa. Sebab lebih dari 85 persen produksi minyak sawit berasal dari dua negara tesebut.

Selain itu, kontribusi kelapa sawit bagi ekonomi Indonesia dan Malaysia juga tidak kecil. Bahkan, nasib ribuan masyarakat bersandar kepada industri kelapa sawit.

"Jadi Ini (kelapa sawit) sangat stategis jadi betul-betul harus di-address secara proposional lah," kata Franky.

Sinar Mas bukan tidak terkait dengan persolan di industri kelapa sawit. Sebab salah satu perusahaannya yakni PT Sinar Mas Agrobisnis Resources and Technology Tbk (SMAR) adalah perusahaan besar yang bergerak di industri tersebut.

Sebelumnya, negara-negara produsen kelapa sawit atau Council of Palm Oil Producting Countries (CPOPC) menyatakan tidak tinggal diam atas keputusan Parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi sawit dan melarang biodiesel berbasis kelapa sawit.

Salah satu langkah yang akan diambil dalam waktu dekat yakni membentuk tim bersama dengan misi memerangi kampanye negatif kepada CPO.

Rencananya, tim bersama itu akan bertemu dengan para pejabat Uni Eropa untuk meyakinkan bahwa perkebunan kelapa sawit tidak seperti yang dituduhkan Parlemen Uni Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com