Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"E-Commerce" 88Spares.com Sasar Peluang Baru di Indo Intertex 2017

Kompas.com - 14/04/2017, 14:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pameran Industri tekstil dan garmen bertaraf internasional yakni Indo Intertex-lnatex-lndotexprint 2017 akan digelar di Jakarta International Expo (JlExpo) Kemayoran pada 19-21 April 2017.

Pameran ini akan mengusung tema “Productivity for Sustainability”. Pada penyelenggaraan ke-15 pada tahun ini, pameran akan diikuti oleh lebih dari 450 peserta dari 24 negara.

Pameran ini menargetkan akan dikunjungi oleh 9.000-10.000 pengunjung baik kalangan profesional maupun pengusaha industri tekstil dan garmen baik domestik maupun internasional.

(Baca: Pameran Tekstil Indo Intertex 2017 Targetkan 10.000 Pengunjung)

Salah satu peserta Indo Intertex 2017, 88Spares akan memanfaatkan perhelatan pameran tekstil ini untuk meluncurkan situs e-commerce www.88spares.com.

Hartmut Molzahn, CEO & Co-Founder dari 88Spares.com menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar strategi. Sebab, kontribusi Indonesia hampir mencapai 2 persen dari pasokan global untuk Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).

Industri ini diperkirakan bertumbuh antara 1,6-1,8 persen pada 2017.

Situs ini berupa marketplace (memuat multivendor) untuk menyasar perusahaan-perusahaan tekstil atau B2B (Business to Business) sebagai niche market di industri tekstil dan garmen di Indonesia.

Rosari Soendjoto, Chief Marketing  Officer & Co-Founder 88Spares.com berharap dengan adanya aplikasi jual beli di industri tekstil ini, secara tidak langsung bisa memperbesar peluang ekspor tekstil para pelaku industri dalam negeri.

Sebab, mereka fokus mengoptimalkan produktivitasnya tanpa repot memikirkan bagaimana menjual atau membeli peralatan produksi tekstil dan garmen dengan mudah.

“Pengguna bisa melakukan penghematan melalui 88Spares untuk menjual dan membeli aneka ragam kebutuhan produksi, misalnya sukucadang mesin pertekstilan, dengan mudah," kata dia melalui rilis, Kamis (13/4/2017).

Stagnan

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat sebelumnya mengatakan bahwa industri tekstil dan garment masih berlangsung stagnan pada tahun 2015 dan 2016. 

"Bahkan, produksi industri ini sempat mengalami penurunan sebesar 7,12 persen pada semester I 2016," kata dia,

Namun, API optimistis pertumbuhan industri tekstil pada kuartal I 2017 ini kembali bertumbuh, seiring dengan persiapan pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa yang dimulai pada 2018 mendatang.

Sementara itu, data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa sepanjang 2016 nilai investasi Tekstil dan Produk Tekstil mencapai Rp 7,54 triliun. Industri ini memberikan kontribusi 6,65 persen dari PDB Indonesia pada 2016.

Industri ini mampu menghasilkan devisa sebesar 11,87 miliar dollar AS dan mampu menyerap sebanyak 17,03 persen dari total tenaga kerja industri manufaktur.

(Baca: Produk Tekstil Indonesia Kalah Saing dengan Vietnam dan Bangladesh)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com