Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Pekan Ini Dibayangi Kebijakan Moneter di Asia dan Eropa

Kompas.com - 25/04/2017, 08:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengawali pekan terakhir April 2017, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak dalam rentang 5.540-5.700.

"Saham-saham yang dapat dicermati diantaranya MNCN, PGAS, GGRM, AISA, MEDC," kata analis dari Reliance Sekuritas Lanjar Nafi kepada Kompas.com, Selasa (25/4/2017).

Pergerakan IHSG akan cenderung terbatas pada perdagangan hari ini. Investor juga diperkirakan akan berada di area jenuh beli.

Menurut Lanjar, sentimen dari data ekonomi selanjutnya yang akan menyita perhatian investor diantaranya keputusan kebijakan moneter di Asia dan Eropa dalam bentuk instrumen suku bunga, beberapa data penjualan, serta tingkat inflasi.

"Pertumbuhan ekonomi atau PDB Amerika Serikat juga akan dirilis pada akhir pekan ini," ucap Lanjar.

Pekan lalu IHSG bergerak variatif cenderung tertekan di awal pekan. Paska-libur Pilkada DKI Jakarta putaran kedua, IHSG dibuka terkonsolidasi dengan sektor properti memimpin pelemahan.

"Namun, di akhir pekan IHSG ditutup menguat cukup signifikan seiring aksi beli investor yang sangat tinggi Rp 3,31 triliun," kata Lanjar.

Sementara itu, bursa Asia membuka pekan lalu juga dengan bergerak bervariasi. Naiknya kekhawatiran geopolitik membuat pemintaan asset haven dan mata uang meningkat. Sehingga sebagian bursa yang berkolerasi dengan kenaikan mata uang seperti indeks saham di Jepang tertekan hingga pertengahan pekan.

Indeks ekuitas Jepang rebound setelah spekulasi investor yang beranggapan pelemahan ekuitas Jepang telah mencapai titik jenuh. Namun menjelang akhir pekan, mayoritas bursa di Asia menguat seiring pelemahan dollar AS dan rebound harga minyak.

Beberapa data ekonomi pun menjadi pendorong diantaranya industrial productions naik ke level 7,6 persen dari 6,3 persen dan PDB China naik tipis secara tahunan di level 6,9 persen dari 6,8 persen.

Data ekonomi Jepang pun cukup baik dimana aktivitas ekspor berkontraksi terhadap ekspektasi di level 12,0 persen dari 11,3 persen, dengan ekspektasi awal turun 6,7 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com