Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coca-Cola Bakal Pangkas 1.200 Pekerjaan

Kompas.com - 26/04/2017, 11:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Raksasa produsen minuman berkarbonasi asal Amerika Serikat Coca-Cola menyatakan bakal memangkas sekitar 1.200 pekerjaan. Pemangkasan ini lantaran permintaan minuman soda merosot.

Mengutip BBC, Rabu (26/4/2017), permintaan produk minuman berkarbonasi Coca-Cola anjlok 1 persen pada kuartal I 2017. Hal ini diungkapkan secara resmi oleh pihak Coca-Cola.

Coca-Cola dan pesaingnya, PepsiCo harus mengalami kenyataan bahwa penjualan anjlok dalam beberapa tahun ini. Pasalnya, semakin banyak konsumen khususnya di Amerika Utara dan Eropa yang menghindari minuman manis.

Pemangkasan yang dilakukan oleh Coca-Cola akan dimulai pada paruh kedua tahun 2017 ini. Coca-Cola menyatakan, pemangkasan pekerjaan tersebut akan terus berlangsung hingga tahun 2018 mendatang.

Pihak Coca-Cola pun meningkatkan target pemangkasan biaya secara tahunan yang saat ini mencapai 800 juta dollar AS per tahun. Angka tersebut akan meningkat menjadi 3,8 miliar dollar AS pada tahun 2019.

"Mayoritas ekstra penghematan biaya akan berasal dari pengurangan pekerjaan korporat," kata CEO Coca-Cola James Quincey.

Juru bicara Coca-Cola menyatakan perseroan mengekspektasikan laba pada tahun 2017 akan turun 1 hingga 3 persen.

Sebelumnya pada Februari 2017, Coca-Cola memprediksi laba akan turun sekira 1 hingga 4 persen. Saat ini, Coca-Cola memiliki lebih dari 100.000 pegawai di seluruh dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com