Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembagian Alat Tangkap Pengganti Cantrang Dinilai Lambat

Kompas.com - 28/04/2017, 21:55 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah menyalurkan sebagian alat tangkap pengganti cantrang kepada nelayan. Namun prosesnya dianggap lambat.

"Sampai hari ini baru 10 persennya saja kan yang digantikan. Itu pun tidak semua sesuai dengan kebutuhan masyakarat," ujar Sekjen Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) Nimmi Zulbainarni kepada Kompas.com, Jakarta, Jumat (28/4/2017).

Di Istana Negara, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengatakan, pembagian alat tangkap pengganti cantrang masih rendah yakni di bawah 10 persen. Lantaran hal itu, Istana meminta Susi mempercepat proses pembagian alat tangkap itu.

Namun MPN meragukan kemampuan KKP untuk membagikan alat tangkap pengganti cantrang kepada seluruh nelayan yang terdampak kebijakan pelarangan alat tangkap yang dinilai tidak ramah lingkungan itu. Sebab, batas waktu pembagian alat tangkap pengganti cantrang hanya hingga akhir Juni 2017.

Oleh karena itu, ia menyarankan pemerintah untuk membuat langkah antisipasi bila target itu tidak tercapai.

"Kalau enggak bisa solusinya apa? Bisa terjadi konflik juga itu, masa yang melaut yang sudah dapat saja, yang belum dapat tidak melaut," kata dia.

Nimmi yang juga Dosen Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu juga mempertanyakan realisasi pemerintah membantu nelayan cantrang melalui perbankan.

"Kenapa (pemerintah) tidak membantu untuk pinjaman dari bank itu? Karena sekarang bank juga belum memberikan banyak pinjaman juga untuk nelayan," ucapnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja mengatakan, pada 2015 tercatat ada sebanyak 5.781 unit cantrang di seluruh Indonesia.

Kemudian KKP melakukan pergantian sebanyak  1.529 unit dengan alat tangkap ramah lingkungan dan proses tersebut masih terus berlanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com