Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan dan Lebaran Momentum Perbaikan Harga Telur dan Ayam

Kompas.com - 29/04/2017, 07:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, datangnya bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 2017 menjadi meomentum perbaikan harga telur dan daging ayang yang sempat mengalami penurunan di bawah Harga Produksi Peternak (HPP).

"Telur dan daging (ayam) jatuhnya terlalu jauh, saya menerima utusan pendemo dari peternak kecil berbagai daerah mengenai harga yang sangat rendah, sehingga saya berkeingin dalam puasa dan Lebaran agak sedikit naik," ujar Enggartiasto di Jakarta, Jumat (28/4/2017).

Menurutnya, kejadian penurunan harga pada beberapa waktu lalu terjadi karena oleh jumlah pasokan telur dan daging ayam yang berlebihan sehingga tidak terserap oleh pasar.

"Suplainya luar biasa, di beberapa lokasi sampai dibuang-buang. Nah, momentum puasa dan Lebaran konsumsi masyarakat meningkat, harga terkoreksi sedikit (naik)," kata Enggartiasto.

Namun, ia memastikan bahwa pada saat puasa hingga Lebaran harga telur dan daging ayam tidak meningkat tajam, karena pasokan kepada masyarakat tidak mengalami kelangkaan.

"Saya percaya harga tidak akan meningkat, karena hukum ekonomi suplai dan kebutuhan, saya bersyukur sekarang ada peningkatkan harga, dan dijaga jangan terlalu tajam karena akan memberikan kontribusi pada inflasi," ujarnya.

Harga telur saat ini sudah mencapai Rp 18.000 per kilogram, lebih baik dari yang sebelumnya sempat menyentuh Rp 16.000 per kilogram.

Menurutnya, solusi ke depan terkait industri peternakan telur dan ayam adalah pengembangan pasar baru agar tak lagi terjadi penurunan harga jual dan memberatkan peternak kecil.

"Sekarang yang harus kami dorong pasarnya baik domestik dan pasar ekspor, dan domestik saya bergembira usaha kita meningkat dan kualitasnya harus ditingkatkan," kata Mendag.

Enggartiasto mengatakan, saat ini pemerintah terus berusaha menjaga pasokan dan harga bahan-bahan pokok agar stabil. Pemerintah juga berusaha mendata distributor bahan pokok serta memantau dan mengontrolnya agar tidak terjadi gejolak harga.

"Sekarang kami menata bahan pokok mulai dari distributor, subdistributor harus terdaftar di Kemendag agar kami data," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com