Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denmark Minat Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Indonesia

Kompas.com - 02/05/2017, 11:48 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menerima kunjungan kerja Menteri Kerja Sama dan Pembangunan Denmark Ulla Tornaes di Ruang Sarulla, Gedung Sekertaris Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri meluncurkan Peta Potensi Energi Angin di Indonesia.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menungkapkan, Peta Potensi Energi Angin Indonesia memberikan informasi mengenai potensi energi angin yang dimiliki Indonesia.

Dengan membuka sektor ini untuk investor, diharapkan dapat membantu pemerintah dan pelaku usaha dalam menentukan wilayah yang memiliki potensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin.

Menurutnya, potensi listrik tenaga bayu atau angin di Indonesia terbilang tinggi, akan tetapi sebagai negara kepulauan tidak semua wilayah Indonesia memiliki potensi energi angin.

"Kita punya paling tidak 500 kota dan kabupaten di Indonesia, tapi tidak semua butuh Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Angin (PLTB), jadi (Denmark) bisa memilih wilayah di mana bisnis ini sesuai," kata Jonan saat acara Forum Bisnis Indonesia-Denmark di Ruang Sarulla, Gedung Sekertaris Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulya, mengungkapkan Denmark mengakui bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar pada sektor energi angin.

Menurutnya, untuk saat ini, ada 16 daerah yang memiliki potensi energi angin untuk dikembangkan. Namun, Denmark baru minat membangun pembangkit listrik tenaga angin pada 10 daerah.

"Ada 16 potensi di seluruh Indonesia surveinya. Tapi (Denmark) kejar 10 lokasi yang paling potensial," ujarnya.

Rida menjelaskan, kerja sama pembangunan pembangkit listrik dengan Denmark dibeberapa lokasi telah dijalankan. Seperti di Tolo, Jeneponto, dan Sidrap di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 70 megawatt dan 75 megawatt.

"Untuk yang Sidrap itu 75 megawatt. Untuk Solok itu sudah ditandatangani dengan Denmark, tahun 2018 mungkin jadi," ungkapnya.

Hal itu merupakan tindak lanjut terkait penandatanganan MoU tentang Kerja Sama bidang Energi Bersih/Terbarukan dan Konservasi Energi pada 22 Oktober 2015 oleh Menteri ESDM dan Menteri Energi, Bangunan dan Iklim Kerajaan Denmark.

Sementara itu, dari data Kementerian ESDM, daftar perusahaan-perusahaan Denmark yang hadir dan tertarik untuk berinvestasi di Indonesia diantaranya, Siemens Wind Power, Burmeister & Wain Scandinavian Contractor (BWSC), Vestas Wind System, Dong Energy, Welltec, Babcock & Wilcox Volund.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com