Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuartal I 2017, Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Tumbuh 6,63 Persen

Kompas.com - 05/05/2017, 19:56 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan, industri manufaktur skala mikro hingga besar menunjukkan geliat pertumbuhan yang positif.

Menteri Perindustrian (Meperin) Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan industri nasional saat ini salah satunya ditopang oleh laju investasi di dalam negeri yang semakin meningkat dan juga pembangunan infrastruktur yang mendorong pelaku usaha untuk berekspansi di Indonesia.

“Dalam rangka menjaga momentum kenaikan ini, yang terpenting adalah iklim bisnis di tanah air tetap kondusif. Apalagi pemerintah telah mengeluarkan berbagai paket kebijakan ekonomi. Beberapa sektor seperti industri otomotif, tekstil, dan olahan susu telah merealisasikan investasinya,” kata Menperin melalui keterangan resmi, Jumat (5/5/2017).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi industri manufaktur besar dan sedang di kuartal I 2017 naik 4,33 persen dalam setahun. Adapun produksi industri manufaktur mikro kecil kuartaI 2017 tumbuh 6,63 persen dalam setahun.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang antara lain disebabkan kenaikan produksi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9,59 persen, industri makanan 8,20 persen, serta industri karet, barang dari karet, dan plastik sebesar 7,80 persen.

Menperin optimistis, pertumbuhan tersebut akan lebih terdongkrak lagi apabila kebijakan penurunan harga gas dan listrik bagi industri seluruhnya dapat terealisasi. “Bahkan, itu bisa menambah daya saing industri nasional di kancah global,” tegas Airlangga.

Langkah strategis lainnya yang perlu dilakukan, yaitu melakukan harmonisasi peraturan di segala lintas sektoral, menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan baku industri khususnya bahan baku yang berasal dari impor.

Selain itu, melaksanakan promosi dagang ke pasar non tradisional, mencari informasi kebutuhan produk dan hambatan pasar dalam rangka pengembangan pasar ekspor baru.

Berdasarkan data Kemenperin periode Januari-Maret 2017, nilai ekspor non migas hasil industri pengolahan naik 19,93 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Ekspor non migas Maret 2017 terbesar adalah ke China yaitu 1,78 miliar dollar AS, disusul Amerika Serikat 1,51 miliar dollar AS dan Jepang 1,26 miliar dollar AS dengan kontribusi ketiganya mencapai 34,72 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar 1,46 miliar dollar AS.

Menperin memproyeksikan, industri pengolahan non migas tumbuh di kisaran 5,2 hingga 5,5 persen dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1 hingga 5,4 persen pada tahun 2017.

“Industri menjadi sektor yang memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.

Pada tahun 2016, kontribusi sektor industri pengolahan terhadap total PDB sebesar 20,51 persen, yang terdiri dari industri pengolahan non-migas sebesar 18,20 persen dan industri pengolahan batubara dan pengilangan migas sebesar 2,31 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com