Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Telekomunikasi Masih Perlu Kenaikan Tarif Data?

Kompas.com - 08/05/2017, 14:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pro kontra terhadap tarif internet di Indonesia masih aja terus bergulir. Sebagian masyarakat ada yang beranggapan bahwa tarif internet di Indonesia masih murah, namun ada sebagian masyarakat yang mengatakan tarif internet sudah mahal.

Lalu bagaimanakah sebenarnya tarif internet dari kaca mata analis saham yang setiap hari memantau perkembangan kinerja perusahaan telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

Victoria Venny, analis saham dari MNC Securites menilai harga internet di Indonesia masih terbilang murah dibandingkan negara-negara lain di dunia. Padahal di negara-negara emerging markets dan berkembang yang sudah mematok tinggi.

Perusahaan telekomunikasi di India menjual paket internetnya antara Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per paket. Sedangkan ATT dan T-Mobile, rata-rata paket yang mereka jual antara Rp 900.00 hingga Rp 1 juta per paket

Sedangkan untuk Singtel, rata-rata paket yang mereka keluarkan seharga Rp 300.000 hingga Rp 600.000. Sedangkan di Indonesia tarif internet yang dijual oleh operator dalam bentuk paket data antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per paket.

Menurut venny, operator di luar negeri mematok harga paket internet yang mahal dikarenakan kualitasnya dan keterjangkauannya jauh lebih baik ketimbang operator yang ada di Indonesia. Dengan harga tersebut mereka bisa menjaga kualitas dan keterjangkauan.

"Seharusnya BRTI dapat mengatur tarif internet agar keterjangkauan dan kualitas layanan operator telekomunikasi dapat selalu terjaga,”tutur Venny melalui keterangan tertulis ke Kompas.com.

Selain untuk menjaga keterjangkauan dan kualitas, pengaturan harga oleh regulator dinilai Venny diperlukan agar operator telekomunikasi tidak melakukan ‘perang harga’.

Jika banting-bantingan harga paket data ini terus dilakukan, maka bisa dipastikan kinerja keuangan emiten telekomunikasi akan terganggu.

Venny menilai jika perang harga data terus dilakukan oleh operator, pendapatannya tidak akan mengcover beban usahannya. Sehingga ujung-ujungnya nanti yang akan dikorbankan adalah kualitas dan pelayanan kepada pelanggan juga.

ARPU

Sementara Raymond Kosasih, CFA analis dari PT Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia mengatakan bahwa harga paket data di Indonesia berada di harga Rp 14 hingga Rp 23 untuk setiap Mb.

Padahal di tahun 2011 harga data di Indonesia pernah mencapai Rp 350 per mega byte (Mb).

“Kami percaya bahwa kenaikan harga data sangat penting untuk meningkatkan profitabilitas industri yang sehat. Kenaikkan bisa dimulai dari Rp 1 untuk setiap Mb. Kenaikkan tersebut cukup realistis karena adanya peningkatan daya beli masyarakat," jelas Raymond dalam hasil riset yang dipublikasikan 5 Mei 2017.

Dari kalkulasi yang dibuat Raymond, dengan kenaikkan tarif data Rp 1 per Mb, maka akan meningkatkan ARPU (average revenue per user) XL dan Indosat sebesar Rp 1.000 perbulan. Sedangkan kenaikkan tarif data Rp 1 per Mb akan meningkatkan ARPU Indosat sebesar Rp 600 per bulan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com