Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantong Ramah Lingkungan Berbahan Baku Singkong Mulai Dikembangkan

Kompas.com - 08/05/2017, 21:45 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Permasalahan sampah plastik tengah dicari solusinya. Selain menyebabkan pencemaran lingkungan, sampah plastik juga menjadi sampah yang sulit terurai oleh alam.

Guna mengatasi hal tersebut kini tengah dikembangkan kantong ramah lingkungan atau yang dikenal biodegradable plastic yang menggunakan bahan dasar tapioka atau singkong.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto melakukan kunjungan ke PT Inter Aneka Lestari Kimia dan PT Harapan Interaksi Swadaya guna melihat pengembangan inovasi Biodegradable Plastic atau kantong ramah lingkungan di Balaraja, Tangerang, Senin, (8/5/2017).

Kunjungan tersebut dilakukan untuk memastikan kesiapan industri kantong ramah lingkungan dalam memproduksi kantong alternatif.

Menurut Airlangga, kebutuhan terhadap plastik dan isu lingkungan serta konsumsi plastik di sektor industri telah menjadi hal yang tak dapat dihindari.

Salah satunya sektor industri makanan dan minuman, sangat bergantung kepada penggunaan plastik, khususnya untuk kemasan karena sifat plastik yang lebih ringan, fleksibel, dan murah dibandingkan dari material kaca dan logam.

“Upaya terbaru yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi hal ini adalah dengan memberikan dukungan pengembangan biodegradable plastic, sejenis plastik yang mudah terurai secara alami," kata Airlangga.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, produksi sampah plastik Indonesia sekitar 5,4 juta ton per tahun yang merupakan 14 persen dari total timbunan sampah nasional.

Sebagian besar sumber sampah plastik berasal dari botol PET, kemasan flexible, dan kantong belanja plastik.

Hingga akhir 2016, Indonesia tercatat sebagai kontributor sampah plastik di laut urutan kedua terbesar di dunia.  Menurut Airlangga, ke depannya pemerintah akan mendorong penggunaan kantong ramah lingkungan sebagai plastik kemasan.

"Perlu ditingkatkan ke plastik packaging untuk consumer product seperti kemasan roti, permen, kopi. Sekarang kami lagi dorong regulasi untuk supermarket pakai produk yang ramah lingkungan," kata Menperin.

Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, biodegradable plastic dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan lingkungan akibat sampah plastik, karena jauh lebih cepat terurai secara alami dibandingkan plasik konvensional.

"Untuk itu pemerintah mendorong pengembangan teknologi ini," kata Achmad.

Biodegradable plastic merupakan sebuah inovasi yang tergolong baru, yang produknya berupa kantong serupa plastik. Dalam proses produksinya, biodegradable plastic tidak menggunakan polyethylene ataupun polyprophylene, sebagaimana plastik konvensional.

Biodegradable plastic diproduksi menggunakan bahan dasar nabati yaitu singkong cassava. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Whats New
Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com