Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Ekonomi Digital, Indonesia Tak Lagi Fokus Pada Sumber Daya Alam

Kompas.com - 09/05/2017, 20:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pesatnya perkembangan ekonomi digital di Indonesia, diprediksi akan menyebabkan adanya peralihan fokus ekonomi Indonesia yang tidak lagi pada pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) tetapi menjadi berbasis layanan.

"Ekonomi (Indonesia) tadinya berbasis sumber daya alam, migas, batubara juga pertanian dan lain sebagainya, dan ini nanti akan berpindah ke services (layanan)," ungkap Rudiantara saat acara Indonesia E-Commerce Summit and Expo (IESE) 2017 di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), BSD, Tangerang Selatan, Selasa (9/5/2017).

Menurutnya, salah satu contohnya adalah layanan kesehatan konsultasi pasien dengan dokter, saat ini telah tersedia di dunia maya (internet) dan aplikasi ponsel pintar yang memungkinkan pasien melalukan konsultasi kesehatan dengan dokter tanpa perlu ke rumah sakit melalui sambungan video call dan panggilan suara.

"Saat ini kalau ke rumah sakit harus antre berapa lama? Daru survei HaloDoc, di Jakarta, waktu tunggu di rumah sakit sekitar 4 jam 20 menit diluar waktu perjalanan dari rumah ke rumah sakit," ungkapnya.

Namun demikian, Rudiantara menjelaskan, strategi pengembangan ekonomi digital nasional harus terus digencarkan, agar mampu bersaing.

Menurutnya, ada tiga faktor utama dalam mengembangkan perekonomian digital di Indonesia, yakni layanan digital seperti economy sharing, pengembangan ekonomi usaha kecil menengah, dan inklusi keuangan. 

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Aulia Marinto mengatakan, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital dalam negeri membuat perusahaan e-commerce dunia tertarkk berbisnis di Indonesia.

"Dengan jumlah penduduk yang besar, sektor e-commerce Asia Tenggara memiliki potensi yang bagus. Perusahaan raksasa seperti e-Buy, Alibaba tertarik masuk ke Indonesia.

Maka tidak berlebihan tahun 2016 merupakan tahun pembuka dan tahun 2017 tahun utama bagi e-commerce," kata Aulia.

Menurutnya, perkembangan ekonomi digital di Indonesia masih memiliki peluang yang luas, terlihat dari masifnya inovasi pelaku ekonomi digital dalam melebarkan bisnisnya.

"Sekarang belanja online yang semakin maju, juga transportasi dan sebagainya. Melihat prospek ini, keinginan dan harapan menjadikan Indonesia sebagai the next China dalam teknologi digital bisa dilakukan, karena Indonesia masih banyak peluang dengan tantangan," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia bisa mencapai 130 miliar dollar AS atau setara Rp 1.756 triliun pada 2020 mendatang.

Dari data Kominfo, hingga akhir 2014 nilai bisnis industri ecommerce dalam negeri baru mencapai 12 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com