Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Timur, Saat Orang, Beras, Hingga Babi dalam Satu Kapal

Kompas.com - 10/05/2017, 11:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), kapal bak ruh kedua. Geografis alam membuat arus orang dan barangnya sangat bergantung kepada angkutan kapal.

Maklum, NTT adalah wilayah kepulauan di wilayah Indonesia timur. Rute pelayarannya saja ada 25 lintasan dengan 18 diantaranya masih disubsidi.

Adapun kapal roro yang melayani penyeberangan ada 8 unit. General Manager PT ASDP Kupang Arnoldus Yansen saat ditemui Kompas.com, Selasa (9/5/2017), banyak menceritakan hal-hal menarik tentang kebiasaan masyarakat NTT menyeberang antar pulau menggunaan kapal.

"Di NTT, animo masyarakat menggunakan kapal cukup kuat," ujar pria dengan kumis tebal itu.

Hal menarik yang kerap ia temui adalah beragamnya barang bawaan masyarakat yang dibawa ke kapal. Tidak cuma pangan, namun juga ternak.

Kebiasaan masyakarat di Indonesia timur membawa ternak ke kapal bukan hal aneh bagi Arnoldus. Bahkan ternak yang dibawa bukan hanya sapi atau ayam, namun kuda hingga babi pun ada.

"Ada yang bawa barang bangunan, beras, pisang, ayam, babi, kuda, semua," ucapnya.

Kebiasaan masyarakat NTT itu membuat PT ASDP selaku operator kapal penyeberangan harus menyediakan air banyak untuk menyemprot kotoran ternak.

Meski menyadari masuknya ternak ke kapal bisa menunggu kenyamanan penumpang, ia bisa memaklumi hal itu. Sebab selain untuk dijual, ternak juga identik dengan adat.

Misalnya, saat menggelar pernikahan, keluarga lelaki harus membawa ternak sebagai syaratnya.

Ia berharap minat masyarakat untuk menggunakan kapal sebagai angkutan penyeberangan terus meningkat. Sebagai operator, ia menyampaikan siap untuk melayani masyarakat.

(Baca: Armada Penyeberangan Antar-Pulau di NTT Bertambah)

Kompas TV Praijing merupakan salah satu kampung adat dari suku Loli yang berada di kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat dengan jarak tempuh sekitar 3 jam dari kota Waingapu, Nusa tenggara Timur. Ditempat inilah terdapat objek wisata kampung adat tradisional yang terletak yang di bawah bukit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com