JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), kapal bak ruh kedua. Geografis alam membuat arus orang dan barangnya sangat bergantung kepada angkutan kapal.
Maklum, NTT adalah wilayah kepulauan di wilayah Indonesia timur. Rute pelayarannya saja ada 25 lintasan dengan 18 diantaranya masih disubsidi.
Adapun kapal roro yang melayani penyeberangan ada 8 unit. General Manager PT ASDP Kupang Arnoldus Yansen saat ditemui Kompas.com, Selasa (9/5/2017), banyak menceritakan hal-hal menarik tentang kebiasaan masyarakat NTT menyeberang antar pulau menggunaan kapal.
"Di NTT, animo masyarakat menggunakan kapal cukup kuat," ujar pria dengan kumis tebal itu.
Hal menarik yang kerap ia temui adalah beragamnya barang bawaan masyarakat yang dibawa ke kapal. Tidak cuma pangan, namun juga ternak.
Kebiasaan masyakarat di Indonesia timur membawa ternak ke kapal bukan hal aneh bagi Arnoldus. Bahkan ternak yang dibawa bukan hanya sapi atau ayam, namun kuda hingga babi pun ada.
"Ada yang bawa barang bangunan, beras, pisang, ayam, babi, kuda, semua," ucapnya.
Kebiasaan masyarakat NTT itu membuat PT ASDP selaku operator kapal penyeberangan harus menyediakan air banyak untuk menyemprot kotoran ternak.
Meski menyadari masuknya ternak ke kapal bisa menunggu kenyamanan penumpang, ia bisa memaklumi hal itu. Sebab selain untuk dijual, ternak juga identik dengan adat.
Misalnya, saat menggelar pernikahan, keluarga lelaki harus membawa ternak sebagai syaratnya.
Ia berharap minat masyarakat untuk menggunakan kapal sebagai angkutan penyeberangan terus meningkat. Sebagai operator, ia menyampaikan siap untuk melayani masyarakat.
(Baca: Armada Penyeberangan Antar-Pulau di NTT Bertambah)