Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resolusi Sawit, Isu Negatif yang Harus Dihadapi Industri Agro Nasional

Kompas.com - 18/05/2017, 18:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto mengungkapkan beberapa sektor industri agro nasional tengah menghadapi tantangan dari isu negatif di tingkat internasional. Salah satunya, resolusi sawit yang dikeluarkan oleh Parlemen Uni Eropa.

“Gangguan ini bersifat politis untuk membendung kinerja ekspor sawit Indonesia yang terus tumbuh positif,” tuturnya di Jakarta, Kamis (18/5/2017).

Untuk itu, lanjut Panggah, pihaknya akan mengadakan pengkajian mengenai dampak resolusi tersebut terhadap pertumbuhan industri hilirya di Indonesia.

Menurutnya, Kemenperin bersama lintas kementerian tengah menyiapkan narasi tunggal mengenai posisi pemerintah Indonesia yang berisi fakta-fakta dari perkebunan dan industri kelapa sawit dalam negeri yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Kemenperin juga berpandangan bahwa rencana Parlemen Uni Eropa untuk menghentikan konsumsi biodiesel sawit pada tahun 2020, bisa membawa dampak bagi Uni Eropa sendiri karena supply biofuel yang paling murah hanya dari minyak sawit,” paparnya.

Kendati demikian, pihaknya tak menampik bahwa Indonesia unggul di sektor industri agro, diantaranya adalah produsen sawit nomor satu, produsen kakao nomor tiga, serta produsen pulp dan kertas nomor enam di dunia.

“Bahkan nilai ekspor minyak sawit mentah dan turunannya mencapai 20 miliar dollar AS, terbesar dari single commodity lainnya,” ungkapnya.

Menurut Panggah, pengembangan industri agro sangat ditentukan oleh eksistensi pengelolaan sektor hulunya, antara lain dari perkebunan, pertanian, peternakan, kelautan, dan kehutanan.

“Kalau sektor-sektor hulu ini tidak berkembang secara efisien, maka akan mempengaruhi sektor hilirnya juga menjadi tidak efisien. Jadi, tidak bisa berdiri sendiri,” tuturnya.

Berdasarkan data Kemenperin, pada kuartal I tahun 2017, pertumbuhan industri agro mencapai 6,33 persen atau melebihi pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,71 persen.

Pertumbuhan tersebut, salah satunya disumbang terbesar dari industri makanan dan minuman yang mencapai 8,15 persen.

(Baca: Pemerintah Anggap Resolusi Sawit Uni Eropa Bermotif Bisnis)

Kompas TV Ekspor Maret Diprediksi Surplus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com