Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perekonomian Indonesia Masih Dihantui Risiko-risiko Ini

Kompas.com - 19/05/2017, 18:43 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,01 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal I 2017. Adapun sepanjang tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan berada pada kisaran 5 hingga 5,4 persen (yoy).

Bank sentral memandang, meski diprediksi bergerak semakin tinggi, perekonomian Indonesia masih dihantui beberapa risiko.

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menjelaskan, risiko tersebut berasal dari global maupun dalam negeri.

"Bicara dari sisi global, risiko masih ada. Namun, kalau dinilai dari bulan ke bulan, tekanannya berkurang," kata Dody di Jakarta, Jumat (19/5/2017).

Risiko pertama berasal dari Amerika Serikat, yakni terkait kemungkinan kenaikan suku bunga acuan dan pengurangan neraca alias balance sheet oleh bank sentral Federal Reserve. Selain itu, BI juga mewaspadai kebijakan fiskal dan perdagangan yang digulirkan pemerintah AS.

Di samping itu, ada juga risiko yang berasal dari tekanan geopolitik. Dody menjelaskan, gejolak geopolitik di Semenanjung Korea dan Timur Tengah dapat berimbas kepada prospek perekonomian ke depan.

Dari dalam negeri, risiko yang dipantau oleh bank sentral salah satunya adalah kondisi perbankan dan korporasi yang belum normal. Intinya, konsolidasi perbankan dan korporasi masih berlanjut.

"Angka konsumsi masyarakat dan investasi swasta masih rendah, kredit juga masih rendah," ujar Dody.

Pada intinya, imbuh dia, ekonomi belum bergerak secara maksimal. Padahal, pada saat yang sama kesempatan untuk tumbuh yang berasal dari global cenderung meningkat.

Risiko lain yang dipantau oleh BI adalah pergerakan inflasi indeks harga konsumen (IHK). Dody menyatakan, bank sentral melihat adanya risiko peningkatan inflasi pada bulan Juni dan Juli 2017 mendatang.

"Ini biasa, karena hari raya keagamaan, kenaikan tarif listrik akan terjadi juga. Akan tetapi, kita optimis baseline-nya (angka dasar inflasi) akan berada dalam range (kisaran target) kita," jelas Dody.

Selain itu, risiko lain terkait inflasi adalah yang berasal dari komponen harga yang diatur pemerintah atau administered prices. Hal ini terkait dilanjutkannya kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada tahun 2017 ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com