Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Perkirakan Harga Komoditas Menekan Ekonomi Pada 2018

Kompas.com - 24/05/2017, 13:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan tren kenaikan harga komoditas tak berlanjut pada tahun 2018. Oleh karena itu BI berharap swasta lebih berperan sebagai mesin pendorong ekonomi Indonesia. Sementara pada tahun ini, perekonomian nasional diuntungkan kebangkitan harga komoditas.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun depan diperkirakan 3,6 persen, naik dari perkiraan laju ekonomi tahun ini 3,5 persen. Namun hal itu belum tentu menjadi kabar baik bagi Indonesia.

"Kami perkirakan di 2018 harga komoditas sedikit menurun," kata Agus, Senin (22/5/2017).

Harga komoditas mulai membaik dan mendorong perbaikan ekspor Indonesia sejak akhir tahun 2016. Bahkan, ekspor menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 yang mencapai 5,01 persen.

Komoditas yang naik harga antara lain batubara. Pada perdagangan 22 Mei 2017, harga batubara di pasar ICE mencapai 75,05 dollar AS per metrik ton, naik 47,74 persen dalam setahun.

Sedangkan data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) di pasar spot Rp 9.284 per kilogram (kg), setahun sebelumnya Rp 8.652 per kg. CPO dan batubara merupakan komoditas utama ekspor non migas Indonesia.

Agus berharap konsolidasi sektor riil, baik korporasi dan perbankan akan selesai pada tahun ini. Dengan demikian, swasta bisa lebih berperan dalam pertumbuhan domestik mulai semester kedua 2017 dan tahun 2018.

"BI sekarang ini belum bisa merespon target pertumbuhan ekonomi di 2018 sebagai bagian dari proses menyusun APBN 2018," tambah Agus.

Target Pertumbuhan Ekonomi

Seperti diketahui dalam pokok kebijakan fiskal dalam RAPBN 2018, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,6 persen di tahun 2018 mendatang. Angka itu sesuai target sebelumnya yang ditetapkan pemerintah, yaitu 5,4 persen-6,1 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, target itu memperhitungkan sejumlah faktor, baik sisi permintaan, seperti konsumsi, investasi, ekspor, maupun pengeluaran pemerintah. Target pertumbuhan ekonomi itu juga mempertimbangkan realisasi pertumbuhan ekonomi akhir 2016 yang 5,02 persen.

Riset terbaru PT Danareksa memperkirakan laju ekonomi Indonesia tahun 2018 bisa mencapai 5,55 persen. Motor pertumbuhan ekonomi masih berimbang, antara konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi dan ekspor.

Meskipun harga komoditas diperkirakan melemah, tapi kinerja ekspor akan terdorong oleh kinerja perekonomian dunia. Selain itu, realisasi paket kebijakan pemerintah juga semakin terasa manfaatnya pada tahun depan. (Adinda Ade Mustami)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com