Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program "Malaysia My Second Home" Ancam Bisnis Properti Indonesia?

Kompas.com - 26/05/2017, 10:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Joanne Kua Ying Fei, Chief Executive Officer KSK Group, dan juga Managing Director KSK Land optimistis proyek branded residential yang dipasarkannya bersama dengan Kempinski dan Yoo akan laris manis.

Menurut dia, saat ini nilai branded residential atau hunian mewah di Kuala Lumpur merupakan yang terendah di dunia, sehingga masih memiliki potensi untuk bertumbuh di tahun-tahun mendatang.

Selain itu, proyek ini juga menawarkan sebuah konsep gaya hidup yang unik, tidak sekadar menjual properti mewah di lokasi strategis semata.

Ke depan, Kuala Lumpur juga akan kedatangan investasi dari Alibaba, perusahaan e-commerce raksasa dari China, yang akan membangun pusat logistik di Malaysia.

Selain itu, di Kuala Lumpur segera dibangun kereta cepat yang menghubungkan Singapura dan Kuala Lumpur. Tentunya ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi kota Kuala Lumpur.

"Alasan lain kenapa properti di Kuala Lumpur layak diminati, yakni adanya program 'Malaysia My Second Home' dari pemerintah," ujar Joanne Kua, saat berbincang dengan awak media di galeri 8 Conlay di Kuala Lumpur, Rabu (23/5/2017).

(Baca: Mengapa Orang Indonesia Suka Beli Properti di Luar Negeri?)

Menurut dia, dalam program tersebut pemerintah Malaysia memberikan fasilitas pembiayaan properti kepada pihak asing dengan bunga 4,5 persen melalui bank lokal. Pemilik properti akan mendapatkan fasilitas bebas visa selama 10 tahun, serta hak milik properti hingga seumur hidup.

Di Malaysia, lanjut Joanne Kua, ada aturan di mana pemilik dan pengembang properti harus menanamkan uangnya terlebih dahulu ke pemerintah Malaysia, sesuai dengan progres perkembangan pembangunan propertinya. Selain itu, dana penjualan dari konsumen ditampung di rekening yang diawasi pemerintah.

Dengan demikian, Malaysia sangat aman dari kasus pengembang yang membawa lari uang konsumennya. Artinya, konsumen properti di Malaysia dijamin aman.

Dia menambahkan, bahwa saat ini merupakan saat tepat bagi investor untuk mengkoleksi residential branded di 8 Conlay, sebab saat ini nilai tukar ringgit Malaysia sedang tertekan. Sementara itu, rerata kenaikan harga properti di Kuala Lumpur mencapai 7 persen-10 persen per tahun.

(Baca: Menkeu: Warga Asing Hanya Boleh Miliki Apartemen Mewah...)

Jika dibandingkan dengan Indonesia, saat ini bunga bank untuk kredit kepemilikan properti di Indonesia berkisar sekira 10-11 persen, jauh di atas bunga bank Malaysia.

Sementara itu, tidak seperti di Malaysia, Indonesia tidak memberlakukan kepemilikan seumur hidup bagi warga negara asing yang membeli properti di Indonesia.

Berdasarkan PP No. 103 tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah tinggal atau Hunian oleh Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia, secara total jenderal izin penggunaan properti oleh orang asing mencapai 80 tahun. Lama waktu tersebut sudah mencapai hak pakai, hak perpanjangan hingga pembaharuan hak pakai.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com