Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dikeluhkan Jokowi, Ini Progres Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kompas.com - 29/05/2017, 22:23 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sempat mengeluhkan belum mulainya pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan, saat ini, prosesnya masuk tahapan mencapai pembebasan lahan.

"Iya, pembebasan lahan sudah 53 persen," kata Hanggoro, kepada wartawan, di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (29/5/2017).

Salah satu lahan yang akan dibebaskan adalah kawasan Halim Perdanakusuma, Cawang, Jakarta Timur. Kawasan itu akan dikembangkan sebagai transit oriented development (TOD) yakni pengembangan superblok komersial, stasiun Light Rail Transit (LRT), dan halte transjakarta.

PT KCIC bekerjasama dengan TNI AU untuk mengerjakan TOD seluas 15 hektar di kawasan tersebut. Meski demikian, Hanggoro enggan menjawab target perampungan pembebasan lahan tersebut.

"Enggak berani janji, ah. As soon as possible," kata Hanggoro. Saat ini, instansinya juga masih terus berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan.

"Kata Pak Presiden, ini (kereta cepat Jakarta-Bandung) harus selesai. Pokoknya harus selesai," kata Hanggoro.

Direktur Utama PT Wijaya Karya Bintang Perbowo menjelaskan, belum banyak kegiatan konstruksi pembangunan kereta cepat di Walini, Karawang.

Proses pembebasan lahan di Walini cukup sulit karena merupakan kawasan industri. Saat ini, konstruksi di Walini masih dalam tahap persiapan pembangunan terowongan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com