Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tahun di Syariah, Prudential Ungkap Alasan-Alasan Minat Nasabah

Kompas.com - 10/06/2017, 11:00 WIB
Dimas Wahyu

Penulis

Sumber kompas.com

KOMPAS.com - Perusahaan asuransi Prudential Indonesia tahun ini genap 10 tahun berkecimpung di ranah syariah. Sudah seperlima lebih dari nasabahnya yang berjumlah 2,5 juta orang adalah nasabah asuransi syariah mereka. Walau demikian, fokus Prudential masih mengenai mengedukasi masyarakat terhadap ilmu dan produk syariah.

Nini Sumohandoyo, Corporate Marketing Communications and Sharia Director Prudential Indonesia, mengatakan bahwa tantangan mengenalkan produk syariah kepada masyarakat adalah sosialisasi.

Nini yang ditemui dalam acara buka puasa Prudential bersama 20-an anak yatim Aisiyah dengan hiburan dongeng, penyanyi Radini, dan penceramah mantan Menteri Agama, Quraish Shihab, menyebut bahwa pihaknya selalu merasa perlu untuk memastikan apakah agen, bank insurance, ataupun lainnya menguasai produk syariah dalam melakukan sosialisasi tersebut, di samping juga perlunya promosi.

"Kami mau produk syariah dianggap sebagai produk yang modern, kekinian. Bagaimana cara kami berkomunikasi, tergantung dengan yang kami tuju. Kalau saya bilang milenial, ya kita bicara dengan bahasa anak-anak muda," kata Nini, Rabu (7/6/2017) di Hotel Hermitage, Jalan Cilacap, Menteng, Jakarta Pusat.

Sementara itu, Jens Reisch selaku Presiden Direktur Prudential Indonesia mengatakan bahwa sebenarnya banyak masyarakat yang ingin tahu lebih jauh mengenai sistem ekonomi syariah.

Dimas Wahyu Presiden Direktur Prudential Jens Reisch dalam acara buka puasa Prudential, Rabu (7/6/2017) di Hotel Hermitage, Jalan Cilacap, Menteng, Jakarta Pusat.

"Kalau saya keliling-keliling juga, banyak yang ingin tahu islamic thingking, islamic sharia. Tantangannya adalah kita harus edukasi ke masyarakat," ujar pria Jerman yang kian fasih bahasa Indonesia ini seraya mengatakan bahwa target syariah Prudential adalah masuk "liga triliun".

Aspek pengenalan produk asuransi dengan tatap muka masih menjadi cara utama dalam sosialisasi ini. Pengertian mengenai syariah dan minat para nasabahnya terhadap produk mereka ini pun masih bersifat umum.

"Kami bikin survei tahun 2016, kenapa mereka beli produk syariah. Salah satunya karena 'itu sesuai dengan agama saya', ada hubungannya dengan Islam, ada prinsip-prinsip syariah, tetapi mereka tidak tahu apa itu," kata Nini.

Para calon nasabah, kata Nini, punya persepsi bahwa asuransi syariah lebih adil, lebih transparan, dan punya return yang lebih baik.

"Ada juga yang belum beli karena melihat belum banyak yang beli sehingga asumsi mereka, syariah belum menarik. Ada juga yang bilang produknya complicated," ujarnya seraya mengatakan, dari 510.000 nasabah syariah mereka, jumlah nasabah non-Muslim justru lumayan besar.

(Baca: Sepanjang 2016, Prudential Indonesia Bayar Klaim Rp 10 Triliun)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com