Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch S. Hendrowijono
Pengamat Telekomunikasi

Mantan wartawan Kompas yang mengikuti perkembangan dunia transportasi dan telekomunikasi.

Kereta Ekonomi Rasa Eksekutif untuk Lebaran

Kompas.com - 13/06/2017, 08:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Masyarakat pemudik berkereta api kelas ekonomi boleh berbahagia karena mereka akan menikmati perjalanan kelas ekonomi tetapi rasa kelas eksekutif. Belum lama ini, PT INKA (Industri Kereta Api) Madiun mengirimkan enam rangkaian (60 kereta) baru pesanan PT KAI kelas ekonomi premium. Kereta-kereta ini menjadi bagian dari 438 kereta pesanan PT Kereta Api Indonesia yang akan diselesaikan pembuatannya dalam waktu dua tahun.
 
Kereta ekonomi premium, menurut istilah PT KAI, hanya berisi 80 kursi lengkap dengan lampu baca, dibanding 106 tempat duduk di kelas ekonomi lama. Berpendingin udara, kursi di kelas yang interiornya jauh lebih bagus ini dapat direbahkan ke belakang dan ada CCTV. Sementara spesial untuk penumpang berkebutuhan khusus (difabel), kapasitasnya hanya 64 penumpang.

PT INKA kini memang bukan sekadar pembuat kereta, tetapi lebih menjurus membangun andal dengan rasa seni, yang akhirnya juga mendatangkan order berulang dari beberapa negara, semisal Banglades. Ke negara di Asia Selatan ini, PT INKA sudah mengirimkan 250 kereta penumpang berbagai macam.

INKA merupakan contoh industri yang ditekan oleh persaingan, yang hanya bisa unggul jika mampu bersaing. Dan, persaingan itu bukan hanya di harga, melainkan dari mutu, tidak kaku semata memenuhi persyaratan teknologi, namun juga seni.

BUMN itu sudah melangkah jauh, tidak hanya memproduksi kereta berdasarkan pengalaman lebih 36 tahun sebagai industri yang terseok-seok menuju keberhasilannya. INKA juga mampu menunjukkan dapat menciptakan komponen-komponen utama asli bikinan dalam negeri.

Ketika industri telekomunikasi menetapkan ponsel, gawai, dan alat komunikasi lain yang diimpor atau dibuat di Indonesia unsur TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) 30 persen pada tahun 2017 ini, industri kereta api sudah mendahului. Pabrik kereta api satu-satunya di Asia Tenggara, PT INKA sudah mampu membangun kereta dan lokomotif dengan TKDN di atas 40 persen.

Industri kereta api yang semula diyakini tidak dapat berkembang karena hanya punya konsumen tunggal, PT Kereta Api Indonesia, kini produksinya bahkan sudah digunakan di mana-mana. Dari mulai kereta kelas ekonomi dan eksekutif pesanan Bangladesh sampai bagian dan komponen kereta untuk KA Thailand, Malaysia, Australia, Mozambique, dan Arab Saudi, dan segera ada KA buatan INKA di Tanzania dan Sudan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com