Per Mei 2017, Pertumbuhan Kredit Sudah Tembus 10 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, pertumbuhan kredit pada bulan Mei 2017 sudah mencapai 10,39 persen secara tahunan (yoy). Angka ini meningkat dibandingkan bulan April 2017 yang tercatat sebesar 9,47 persen (yoy).

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menyebut, pertumbuhan kredit paling tinggi masih dicatatkan oleh bank-bank yang masuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV. Hingga bulan lalu, pertumbuhan kredit bank-bank besar tersebut mencapai 14 persen.

Adapun sektor yang mendorong pertumbuhan kredit pada Mei 2017 antara lain sektor infrastruktur dan konstruksi. Selain itu, sektor lainnya yang menggenjot pertumbuhan kredit adalah pertanian dan perdagangan.

"Ada permintaan hampir merata semua sektor. Ada pelemahan dari bisnis ritel," kata Muliaman di kantornya di Jakarta, Senin (12/6/2017) malam.

Muliaman menyatakan, pihaknya optimistis pertumbuhan kredit bisa tetap berada dalam target, yakni kisaran 9 sampai 12 persen hingga akhir tahun 2017. Dengan kata lain, pertumbuhan kredit bisa tetap berada dalam kisaran dua digit.

Pasalnya, imbuh dia, permintaan kredit masih cukup tinggi. Selain bank-bank BUMN yang mencatat pertumbuhan kredit hingga 14 persen, bank-bank lainnya juga masih mencatat pertumbuhan kredit yang cukup tinggi.

Adapun rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan hingga Mei 2017 diakui Muliaman masih berada di atas 3 persen. Namun demikian, tren NPL mulai mengalami penurunan.

"Masih di atas 3 (persen) tapi lebih kecil dari sebelumnya. Saya kira kemungkinan NPL bisa turun," ujar Muliaman.

(Baca: Harapan Perbankan Syariah Kepada Pimpinan OJK Terpilih)