Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Holding RS BUMN Akan Bangun 20 Rumah Sakit di Barat dan Timur Indonesia

Kompas.com - 20/06/2017, 17:48 WIB
Moh. Nadlir

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Health­care Corporation (IHC), sebuah jaringan Pe­­nge­lo­laan Rumah Sa­kit (RS) milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia resmi diluncurkan pada Maret lalu.

Pertamedika IHC pun didapuk menjadi koordinator atau operator puluhan RS milik BUMN tersebut. Guna mendukung itu, penandatanganan kerja sama untuk pengelolaan RS milik BUMN pun dilakukan.

Direktur Utama Pertamedika lHC, Dany Amrul lchdan mengatakan bahwa penandatanganan kerja sama tersebut adalah bagian dari upaya sinergitas BUMN. Sinergi untuk utilisasi aset-aset yang belum dimanfaatkan (idle) milik BUMN agar menjadi aset produktif.

"Jadi dalam rangka sinergi kita harus bisa berikan value added terhadap BUMN. Banyak aset BUMN  yang idle," kata Dany di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (20/6/2017).

Menurut Dany, potensi itu bisa dimanfaatkan untuk pengembangan setidaknya 20 rumah sakit baru di sejumlah daerah di Indonesia. Karenanya, untuk ekspansi, perlu project financing yang kuat dan tertata baik. Sehingga kerja sama dengan BUMN perbankan maupun BUMN konstruksi juga dilakukan.

"Karena target kita harus bangun banyak rumah sakit baik di barat, tengah, atau timur Indonesia. Paling tidak kita harus punya tambahan 20 rumah sakit lagi," kata dia.

Dany juga berujar, IHC punya tujuan untuk memperbaiki proses bisnis di RS milik BUMN. Agar RS BUMN efisien, maka biaya obat dan alat kesehatan juga harus efisien.

"Maka kita melakukan proses sentralisasi pengadaan, renegosiasi dengan pabrik obat dan alat kesehatan. Sehingga tercipta economic of skill dalam RS BUMN," kata dia.

"Dengan biaya yang efisien, kita bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang efisien dan terjangkau. Hasil dari efisiensi bisa untuk investasi, perbaikan infrastruktur RS dan menyekolahkan dokternya," tambahnya.

Kata Dany, jika semua infrastruktur dan alat kesehatan RS milik BUMN memadai dan modern, serta dokternya berkualitas maka, feedback yang bisa didapatkan adalah kepercayaan dari masyarakat.

"Infrastruktur handal, alat kesehatan modern, dokter yang capable. At the end, masyarakat Indonesia percaya untuk berobat di RS BUMN. Sekarang era medical tourism, berobat ke rumah sakit luar negeri tinggi. Tapi kita enggak melakukan apa-apa," kata dia.

Biaya untuk pembangunan dan pengembangan RS milik BUMN tersebut nilainya kurang lebih mencapai Rp 2 triliun, untuk tiga tahun ke depan. Tempat pembangunan RS tersebut sedang dipetakan, meliputi Indonesia bagian barat, tengah dan timur.

"Tahun ini perencanaan dan groundbreaking, tahun depan mulai konstruksi. Pendanaan dari bank BUMN. Dalam membangun rumah sakit yang baru, kita juga pastikan akan optimalkan aset-aset BUMN yang kita miliki. Inilah gunanya sinergi," kata dia.

"Paling tidak ada tiga tempat, rencana di Medan, Solo, dan Indonesia Timur. Sedang kita cari tempatnya apa di Manado atau Makassar. Kalau yang upgrading, semua RS BUMN yang ada di cluster dua dan tiga," tutup Dany.

Sementara itu, Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan bahwa holding company dari pelayanan kesehatan untuk BUMN sudah cukup lama dipikirkan Kementerian BUMN.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com